Jakarta – Roy Morgan, sebuah lembaga riset pasar sosial dan politik independen asal Australia yang bermarkas di Melbourne, Victoria, telah menorehkan sejarah panjang sejak didirikan oleh Roy Morgan sendiri. Diluncurkan pada era perang, tepatnya pada September 1941, lembaga ini telah menjadi pionir dalam menyajikan data dan analisis yang relevan terkait isu-isu krusial di Australia.
Roy Morgan, pendiri lembaga ini, awalnya adalah seorang akuntan yang bekerja di perusahaan manajemen kekayaan J.B. Were. Selain itu, ia juga merangkap sebagai penulis keuangan di surat kabar ternama, The Herald, di bawah naungan Sir Keith Murdoch. Kiprahnya sebagai peneliti dan penulis membawa inspirasi untuk mendirikan lembaga riset pasar yang menjadi penyedia data independen.
Pada September 1941, lembaga riset ini membuat sejarah dengan menggelar jajak pendapat publik pertamanya untuk The Sydney Sun. Survei ini menyoroti isu kesetaraan upah antara pria dan wanita, dan hasilnya mencengangkan: 60 persen warga Australia mendukung kesetaraan upah. Dengan kesuksesan tersebut, karier Roy Morgan di dunia riset pasar terus menanjak.
Di pertengahan tahun 1950-an, lembaga riset ini mulai menangani survei untuk perusahaan-perusahaan besar seperti General Motors Holden, Philip Morris, Bank of NSW, Tattersalls, CUB, dan Anti-Cancer Council of Victoria. Keberhasilan ini membuktikan kredibilitas Roy Morgan sebagai pakar riset yang diandalkan.
Kini, pada tahun 2024, lembaga riset Roy Morgan kembali mencuri perhatian dengan merilis hasil survei terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Indonesia. Dengan melibatkan 2.630 pemilih dalam survei yang berlangsung antara Juli hingga September 2023, hasilnya memberikan gambaran menarik.
Menurut laporan dari cnbcindonesia.com, Pilpres 2024 diperkirakan akan berlangsung dalam dua putaran karena belum ada pasangan calon yang berhasil mencapai elektabilitas di atas 50%. Ganjar Pranowo muncul sebagai calon terunggul dengan perolehan 38%, diikuti oleh Prabowo Subianto dengan 30%, dan Anies Baswedan di urutan ketiga dengan 25%.
Pertarungan sengit terjadi di pulau Jawa, yang merupakan pulau terpadat di Indonesia. Ganjar Pranowo memimpin dengan kuat dengan dukungan sebesar 41%, mengungguli Prabowo (29%) dan Anies (25%). Namun, di pulau Sumatra, Prabowo dan Ganjar memiliki persaingan ketat dengan masing-masing mendapatkan dukungan sebanyak 33%, sementara Anies berada di posisi ketiga dengan 28%.
Keunggulan Menteri Pertahanan Prabowo tampak di pulau Sulawesi dan Kalimantan, dua pulau terpadat berikutnya di Indonesia. Di Sulawesi, Prabowo unggul dengan 42%, diikuti oleh Ganjar (33%) dan Anies (22%). Sedangkan di Kalimantan, Prabowo memimpin tipis dengan 30%, diikuti oleh Ganjar dan Anies yang sama-sama mendapatkan 25%.
Hasil survei ini menunjukkan dinamika politik yang menarik dan menjadi sorotan publik menjelang Pilpres 2024. Roy Morgan terus memberikan kontribusi dalam memberikan data yang akurat dan relevan untuk memahami keinginan serta pandangan masyarakat.