Jakarta –
Malam hari di tangga berjalan Stasiun Bekasi yang tak berfungsi, ada bunga duka cita layaknya ungkapan belasungkawa kepada orang meninggal dunia. Orang-orang berkumpul di depan eskalator yang ‘wafat’ ini.
Ini adalah aksi para anak kereta alias ‘anker’ di Stasiun Bekasi. Acara simbolis yang digagas warga bernama Mega ini digelar pada Rabu (31/1) tadi malam. Mega yang aktif di media sosial X dengan akun @PernebangRoket itu dikenal lewat konsistensinya mengunggah foto eskalator rusak di Stasiun Bekasi ini sampai hari ke-100.
Pukul 19.00 WIB, Mega memberitahukan agar para anak-anak kereta yang hendak ikut aksi peringatan 100 hari wafatnya eskalator ini agar berkumpul di kafe depan pabrik tak jauh dari Stasiun Bekasi ini. Setelah itu, para anker menuju eskalator rusak yang mengarah ke Jl Raya Perjuangan itu.
Bunga bundar warna putih atas nama ‘Warga Bekasi’ dipasang di depan eskalator, disertai pita ucapan, “Turut Berduka Cita atas Wafatnya Eskalator Stasiun Bekasi.”
Ada pula miniatur batu nisan bertuliskan, “RIP (Rest In Peace) Eskalator Stasiun Bekasi, lahir 2022, wafat Oktober 2023”. Di atasnya, ada taburan bunga tujuh rupa. Di belakangnya, ada keterangan kerusakan eskalator dari pihak stasiun. Keterangan ini sudah terpampang jauh-jauh hari dan tak kunjung dicopot, karena eskalator memang belum diperbaiki.
Mega menceritakan, sekuriti Stasiun Bekasi sempat menyambangi kegiatannya yang dihadiri belasan orang ini. Namun demikian, personel keamanan itu tidak lantas melarang aksi ini. Acara berlangsung sampai selesai.
“Acara tersebut berlangsung dengan membawa karangan bunga, miniatur kuburan, tabur bunga, dan berdoa sebagai simbol matinya eskalator yang sudah mencapai lebih dari 100 hari ini,” kata Mega kepada detikcom, Kamis (1/2/2024).
Otoritas yang mengurus eskalator ini adalah Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan RI. Mereka berdoa agar DJKA bisa lebih baik melayani publik, khususnya dalam mengurusi eskalator.
“Harapanku, segera diperbaiki untuk fasilitas publik, juga dijaga pemeliharaan jangka panjangnya, dan transparansi kepada masyarakat biar masyarakat juga bisa memahami kesulitannya di mana,” kata Mega.
Selesai acara, bunga-bunga duka cita itu tidak lantas ditinggalkan di lokasi. “Kebetulan kita bawa pulang lagi ka semua properti,” tandasnya.
(dnu/imk)