Abu Dhabi –
Wapres RI Ma’ruf Amin menyoroti konflik yang terjadi di sejumlah negara. Dia mengingatkan agar perdamaian dan persaudaraan tidak menjadi asing di kehidupan manusia.
Hal itu disampaikan Ma’ruf Amin dalam sambutannya di Human Fraternity Majlis 2024 di Abu Dhabi, Minggu (4/2/2024). Ma’ruf awalnya menyampaikan terima kasih diberi kesempatan bicara mewakili Pemerintah RI.
Ma’ruf juga mengutarakan apresiasi kepada Pemerintah UEA dan menyampaikan salam hangat sekaligus permohonan maaf dari Presiden Jokowi yang tidak bisa ikut hadir.
“Kita menyaksikan dengan hati yang sangat berat dan kesedihan yang dalam, dunia kita sedang diselimuti konflik, perang, dan rivalitas. Ketika masyarakat dunia seharusnya bersatu untuk menghadapi berbagai tantangan global, dunia justru semakin terpolarisasi persoalan global kian sulit diatasi,” ujar Ma’ruf Amin.
“Perdamaian, kemanusiaan, dan persaudaraan sangat kita butuhkan saat ini. Jangan sampai justru semakin menjadi asing di telinga dan kehidupan kita. Kita membutuhkan pendobrak untuk membangkitkan kembali spirit perdamaian, kemanusiaan, dan persaudaraan global. Kita berharap penganugerahan Zayed Award for Human Fraternity dapat menjadi salah satu pendobrak tersebut,” sambungnya.
Ma’ruf memaparkan Indonesia mendukung setiap inisiatif yang dapat berkontribusi mewujudkan perdamaian dan keadilan dunia. Dia menilai hal itu merupakan mandat konstitusi dan menjadi DNA politik luar negeri Indonesia.
Ma’ruf menyampaikan Indonesia berhasil mengedepankan harmoni dan toleransi untuk mewujudkan koeksistensi damai. Dia mengatakan Indonesia memiliki modal sosial yang sangat kuat.
Dia kemudian menyebut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah yang juga memiliki modal sosial kuat. Dan, Ma’ruf bersyukur NU-Muhammadiyah meraih Zayed Award 2024.
“Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menjadi penerima penghargaan Zayed yang pertama dari Asia. Saya menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Persatuan Emirat Arab, panitia, dan dewan juri atas penghargaan ini,” ucapnya.
“Pemerintah Indonesia bersama dengan seluruh masyarakat sipil, termasuk Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, berkomitmen untuk terus mempromosikan Islam moderat dan nilai-nilai Islam yang rahmatan lilalamin di Indonesia dan di dunia,” lanjut Ma’ruf.
(idn/dwia)