STUNTING masih menjadi isu kesehatan yang menjadi perhatian banyak pihak. Di Indonesia sendiri, angka kasus stunting masih tinggi dan melampaui batas yang ditetapkan WHO.
Prevalensi stunting pada 2022 adalah 21,6 persen dan target pemerintah adalah menurunkannya hingga menjadi 14 persen pada 2024. Angka kasus stunting yang cukup tinggi ini tentu saja mengkhawatirkan generasi muda.
Apalagi pemerintah mencanangkan generasi emas 2045, dimana menyiapkan para generasi muda Indonesia yang berkualitas, berkompeten, dan berdaya saing tinggi. Menanggapi hal itu, Dokter Spesialis Anak, dr Isti Ansharina Kathin, SpA mengatakan angka kasus stunting di atas 20 persen ini sangat mengkhawatirkan.
“Kalau misalnya kita lihat, kita anggaplah tahun 2024 ini anak usia dua tahun yang alami stunting berarti di 2045 mereka akan berada di usia produktif jadi sebetulnya ini yang sangat kita khawatirkan bahwa angka 20 persen ke atas cukup tinggi,” ujar dr Isti dalam webinar bertajuk ‘Mengatasi Stunting: Upaya Menyelamatkan Generasi Bangsa’, Rabu (7/2/2024).
Artinya, lanjut dr Isti, bila pemerintah, masyarakat, dan stakeholder lainnya tidak gerak cepat dikhawatirkan 20 tahun kemudian anak-anak ini jadi generasi yang lemah.
“Mereka kesulitan mendapatkan pekerjaan dan mempengaruhi pendapatan per kapita di suatu negara,” katanya.
Menurut dr Isti, perlu adanya tata laksana dan intervensi yang lebih cepat dan masif untuk menangani kasus stunting. Sehingga pemantauannya bagus dan outcomenya juga bagus.
“Semaksimal mungkin kita berikan potensi anak ini kalau secara nutrisi bermasalah bisa lakukan hal lain untuk memperbaiki, terutama pada kasus stunting ini adalah pencegahan. Artinya jangan sampai itu terjadi sudah intervensi duluan,” katanya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
(Leo)