JAKARTA – Canva dikenal sebagai adalah salah satu platform desain berbasis online yang paling banyak digunakan saat ini. Besarnya nama Canva saat ini tidak lepas dari peran kontribusi orang-orang di belakangnya yang jatuh bangun alami kegagalan, salah satunya yakni Melanie Perkins.
Perjuangan Melanie ini terlihat dari ketekunannya membangun Canvaini meski telah ditolak lebih dari 100 kali ketika mencari pendanaan untuk memulai usahanya tersebut.
Canva didirikan pada 1 Januari 2013 di Sydney, Australia dengan Melanie Perkins, Cliff Obrecht, dan Cameron Adams sebagai tim inti dalam pembuatan Canva. Namun sebelum itu, berbagai rintangan dihadapi selama menciptakan sebuah program baru.
Benih ide untuk merancang program ini muncul sejak tahun 2007 saat Melanie baru menginjak usia 19 tahun. Ia menyadari adanya ketimpangan ketika mengajar program desain kepada teman-teman di universitasnya. Yang mana perangkat lunak untuk mendesain saat itu sangat mahal, rumit, dan terbatas untuk diakses banyak orang.
Melanie Perkins memulai langkahnya untuk mendapatkan pendanaan modal ventura untuk mewujudkan Canva. Akan tetapi, jalan yang dihadapi penuh dengan rintangan, dan penolakan menjadi hal yang kerap terjadi. Dia telah menerima lebih dari 100 penolakan dan melakukan banyak perjalanan tanpa hasil ke Silicon Valley untuk mencari investor yang percaya pada visinya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
Perjuangan ini berlangsung selama lebih dari tiga tahun sebelum mereka mendapatkan investasi pertama mereka di Canva. Pengejaran impian yang tak kenal lelah ini merupakan cerminan tekad dan keyakinan mereka demi mengubah kemampuan alat desain yang mudah diakses.
Menyediakan layanan desain yang dapat diakses semua orang merupakan pendorongnya untuk tetap termotivasi pada setiap hambatan yang dilalui. Melanie memandang setiap penolakan sebagai batu loncatan yang akan membawanya selangkah lebih dekat dengan klien berikutnya. Ketangguhannya dalam menghadapi kesulitan adalah suatu pembelajaran tentang ketekunan bagi para calon wirausahawan.
Visi Melanie lebih dari sekadar membangun perusahaan yang sukses. Ia juga memiliki keyakinan untuk memberi sumbangsih dengan menunjukkan komitmennya dalam memberikan dampak positif. Ia memutuskan untuk memberikan 30% saham perusahaan Canva kepada badan amal yang didedikasikan untuk memberantas kemiskinan. Sikap dermawan ini berpotensi menghasilkan donasi sebesar USD12 miliar.
Menurut Martin Roll, seorang wirausahawan dan Penasihat Dewan Harvard, Canva adalah salah satu dari sedikit perusahaan yang mewakili nilai-nilai moral yang kuat dalam industri teknologi saat ini. Perkins secara konsisten bekerja untuk menghilangkan kesenjangan gender di dalam perusahaan, memastikan bahwa Canva menjaga keseimbangan yang sehat. Saat ini, Canva memiliki 41% representasi perempuan, melampaui rata-rata industri yang hanya 28%.
Dampak Canva pada dunia desain tidak dapat dipungkiri. Terlihat jelas dari penggunanya yang mencapai hingga 150 juta yang mencakup 190 negara pada tahun 2023 menurut data Social Shepherd. Telah tercipta lebih dari 3,5 miliar desain dengan inovasi yang beraneka macam. Dedikasi Melanie Perkins untuk membuat desain telah merevolusi cara orang mendekati kreativitas, memungkinkan individu dan bisnis mewujudkan ide mereka dengan mudah.
Melanie Perkins merupakan sosok yang menginspirasi dan pantas untuk dijadikan seorang panutan dengan sifat keteguhan, keyakinan, dan visi misinya untuk memberikan yang termudah untuk orang lain. Penolakan-penolakan yang ia lalui tidak ada apa-apanya dibanding dengan komitmennya untuk memberi dampak positif.