Tangerang Selatan –
Puluhan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) di Pondok Aren, Tangerang Selatan bolos sekolah. Mereka malah nongkrong di jam belajar.
Mereka nongkrong di Jalan Katro, Perigi, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Mereka kemudian dirazia polisi pada Jumat (16/2/2023) pukul 09.00 WIB.
22 Pelajar Bolong Diamankan
Kapolsek Pondok Aren Kompol Bambang Askar Sodiq menjelaskan awalnya pihaknya mendapatkan informasi adanya para pelajar yang nongkrong di jam belajar. Polisi lalu menindaklanjuti laporan tersebut dan mendatangi lokasi.
“Ada 22 pelajar yang kami temukan sedang nongkrong di sana,” kata Kapolsek Pondok Aren Kompol Bambang Askar Sodiq, dalam keterangannya kepada detikcom, Jumat (17/2).
39 Motor Diamankan Polisi
Polisi juga mengamankan 39 motor yang dibawa peara pelajar ke tempat tongrongan. Sebagian di antara pelajar pemilik motor kabur saat digerebek polisi.
“Terdata 39 kendaraan roda dua, untuk anak-anaknya ada yang kabur dan kendaraan roda dua ditinggal,” kata Bambang.
Beberapa pelajar yang diamankan polisi kemudian diminta mendorong motornya. Rata-rata mereka belum punya surat izin mengemudi (SIM).
“Motornya kita suruh dorong. Mereka rata-rata belum punya SIM,” katanya.
Saat ini motor tersebut diamankan di Polsek Pondok Aren. Polisi mempersilakan orang tuanya mengambil motornya kembali dengan membawa surat-surat yang lengkap.
Beberapa motor di antaranya memakai knalpot brong. Ada juga motor yang tidak menggunakan pelat motor.
“Motor sementara diamankan. Kita minta lengkapi dulu surat, knalpot dibalikin ke standar, pasang pelat nopol dan surat pernyataan RT-RW, lurah serta pihak sekolah,” katanya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya…..
Alasan Membolos
Polisi mengungkap alasan para pelajar tersebut bolos sekolah. Mereka beralasan terlambat masuk sekolah.
“Jadi mereka ini alasan mereka (bolos) karena terlambat, sekolah gerbangnya ditutup,” kata Kapolsek Pondok Aren Kompol Bambang Askar Sodiq kepada wartawan, Jumat (16/2).
Orang Tua Dipanggil
Para pelajar tersebut kemudian dibawa ke kantor polisi. Polisi kemudian memanggil para orang tua dan pihak sekolah anak-anak tersebut.
“Orang tua dan pihak sekolah sudah kami panggil agar anak-anak diberikan pembinaan,” katanya.
Saat ini anak-anak tersebut telah dikembalikan kepada orang tua masing-masing setelah membuat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatannya.
“Salah satu tujuan kami mengamankan anak-anak tersebut karena dikhawatirkan mau tawuran. Tapi sejauh ini tidak ditemukan ada senjata tajam pada anak-anak ini,” tuturnya.
(mea/mea)