Dalam perjalanan hidup ini, kita seringkali terjebak dalam kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Terlebih lagi di era media sosial, di mana kita sering disuguhkan dengan kehidupan glamor dan kesuksesan orang lain. Namun, Suzy Kassem mengajarkan kita sebuah hikmah yang mendalam, “Apa pun passion-mu, tetap lakukan. Jangan buang waktu mengejar kesuksesan atau membandingkan dirimu dengan orang lain.”
Setiap individu seperti bunga yang mekar dengan kecepatan yang berbeda. Kesuksesan tidak dapat diukur dengan seberapa cepat atau lambat seseorang mencapainya. Masing-masing memiliki perjalanan hidupnya sendiri, penuh liku-liku, rintangan, dan pencapaian. Melalui perbandingan yang terus-menerus, kita tidak hanya merampas keindahan perjalanan sendiri, tetapi juga membuka pintu untuk penyakit hati yang merugikan, yaitu dengki.
Dengki merupakan beban berat yang dapat menghancurkan hubungan sosial dan memadamkan cahaya kebahagiaan. Alih-alih memandang keberhasilan orang lain dengan iri, kita seharusnya berfokus pada apresiasi terhadap apa yang telah kita miliki. Bersyukur atas setiap langkah, pencapaian kecil, dan momen indah dalam hidup kita dapat membuka pintu kebahagiaan yang sesungguhnya.
Sukses bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan bagian dari proses. Oleh karena itu, solusinya bukanlah terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain, tetapi merangkul diri sendiri dengan penuh kelembutan dan menghargai setiap langkah perjalanan. Jangan fokus pada apa yang dimiliki orang lain, tetapi lihatlah ke dalam diri sendiri dan temukan keindahan unik yang hanya dimiliki olehmu.
Sebagai sebuah nasihat bijak, “Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Tidak ada perbandingan antara matahari dan bulan. Mereka bersinar saat waktunya tiba.” Setiap individu memiliki waktunya sendiri untuk bersinar, dan kita perlu menghormati perjalanan masing-masing. Saat kita bersyukur dan menerima diri sendiri, kita akan menemukan keindahan dalam kesederhanaan dan kedamaian dalam perjalanan hidup yang unik ini.
@yudhady28