Jakarta –
Camat Pademangan Didit Mulyadi memastikan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Ancol yang sempat mogok kerja kini telah bertugas kembali. Didit juga memastikan bahwa Lurah Ancol Saud Maruli telah meminta maaf atas ucapannnya soal ‘miskin’.
“Petugas PPSU Kelurahan Ancol dipastikan sudah kembali bekerja, Selasa (20/2). Hal ini menyusul adanya titik terang penyelesaian masalah usai pertemuan forum bersama tokoh masyarakat,” kata Didit Mulyadi dalam keterangan tertulis, Selasa (20/2/2024).
Didit Mulyadi menjelaskan forum pertemuan digelar mempertemukan jajaran aparatur Kelurahan Ancol, petugas PPSU Kelurahan Ancol, Dewan Kota Kecamatan Pademangan, LMK Kelurahan Ancol, serta pengurus RW di Ruang Pola Kantor Kelurahan Ancol pukul 09.00 WIB. Hasil pertemuan tersebut ialah memastikan seluruh PPSU Kelurahan Ancol kembali bekerja seperti sediakala.
Dalam forum tersebut, Didit memastikan bahwa Saud meminta maaf kepada petugas PPSU atas ucapan yang menyinggung hati. Lurah pun telah menjelaskan kronologi pemberian sanksi pemberhentian kerja petugas PPSU Kelurahan Ancol berinisial MH yang sesuai dengan aturan dalam kontrak kerja.
“Kami semua mengajak semua anggota PPSU untuk bersama-sama memperbaiki hubungan dan pola komunikasi demi perbaikan kinerja ke arah yang lebih baik lagi,” jelasnya.
Sementara itu, Dewan Kota Jakarta Utara untuk Kecamatan Pademangan, Rijal memastikan permasalah tersebut telah tuntas dipecahkan bersama. Pihaknya bersedia membuka forum komunikasi apabila terdapat permasalahan lainnya terhadap petugas PPSU di kemudian hari.
Sebelumnya, sejumlah petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, mogok kerja. Aksi mogok kerja itu diduga karena penghinaan yang dilakukan Lurah Saud M Manik dan Sekretaris Kelurahan Ancol, Khenny Hutagaol.
Aksi mogok kerja PPSU Kelurahan Ancol itu viral di media sosial. Dilihat dalam video viral di akun X, mereka duduk di median jalan sambil menidurkan sapu lidi di jalan raya. Sambil memakai masker dan topi, petugas PPSU bertahan duduk di jalanan selama aksi mogok kerja.
Tampak pula sampah berserakan di lokasi. Dalam keterangan yang menyertai video itu, disebutkan bahwa petugas PPSU mengaku sering kali dijuluki ‘miskin’ oleh atasan mereka saat menggelar apel.
Lurah Ancol Saud Maruli membantah tudingan bahwa dia menghina bawahannya. Dia menyebutkan pernyataannya dalam agenda pembinaan disalahartikan. Saat itu, dia mengaku mengimbau PPSU agar lebih baik menabung uang untuk keluarga daripada untuk membeli rokok.
“Itu sebenarnya kata-kata pelintiran dari PPSU, dipelintir, artinya itu adalah bahasa saya di saat pembinaan, artinya dikumpulkan mereka semua, kemudian saya bina, di dalam pembinaan saya mengatakan bagi PPSU yang merokok, agar jangan merokok lagi, lebih baik uangnya ditabung daripada dibakar-bakar, nanti miskin. Lebih baik diberikan kepada anak istrinya, kebutuhan sudah meningkat, itu dia bahasa saya, jadi tidak ada bahasa yang salah,” kata Saud saat dihubungi, Senin (19/2).
Saud juga meluruskan pernyataan Sekretaris Kelurahan Ancol Kenny Hutagaol yang juga disebut menghina anggota PPSU. Saat itu, menurut dia, petugas PPSU tengah dikumpulkan untuk dibagikan kupon pangan murah. Kenny pun mengaku hanya melontarkan candaan setelah mengetahui petugas PPSU tak punya uang untuk menebus kupon pangan murah.
“Terkait dengan bahasa Pak Sekkel itu pun bukan menghina, itu kalimatnya begini. Di saat itu kan ada antrean pembagian kupon untuk PPSU, yang menebus pangan murah, kalau menebus pangan murah kan wajib membayar Rp 100 ribu untuk food station. Pada saat dikumpulkan, ternyata mereka ini nggak punya uang, jadi datang Pak Sekkel, mana bayar ini, nggak ada pak. ‘Miskin amat, ya sudah pinjam ya’. Begitu, jadi bukan menghina, hanya bercanda, guyonan. Gimanalah guyonan antara bapak ke anak, atau antarteman, jadi nggak ada bahasa apa-apa,” terangnya.
Saud juga menepis tudingan sering menyebut PPSU ‘miskin’. Dia lantas mempertanyakan bukti atas tudingan itu.
(taa/idn)