Tangerang –
Polresta Bandara Soekarno Hatta menangkap lima pelaku pembuatan video porno anak di bawah umur. Polisi mengungkap pelaku melakukan pendekatan kepada korban dengan memberikan handphone.
“Jadi memang si pelaku ini uang hasil didapat untuk kebutuhan sendiri, kemudian ada beberapa barang yang diberikan, dibelikan hasil penjualan dalam bentuk HP, makanan dan diserahkan kepada anak korban,” kata Ronald di kantor Polresta Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Sabtu (24/2/2024).
“Bahwa itu bagian dari modus pendekatan, grooming. Seolah di satu sisi dia mau melindungi, menjaga, di satu sisi itu proses untuk memperdaya,” tambahnya.
Lalu, Ronald menyebut keuntungan besar yang didapat pelaku lantaran harga yang dipatok untuk menjual video porno tersebut cukup tinggi. Selain itu, terdapat banyak member tergabung di dalam grup Telegram pelaku yang menjadi tempat penjualan video tersebut.
“Banyak (member), jadi itu grup, jadi komunikasi antara komunitas mereka dan itu bukan hanya orang Indonesia saja. Kalau telegram itu membernya itu bisa lebih dari seratus, ratusan. Jadi kalau diitung ada ribuan konten foto dan video maka sudah didapatkan pelaku ini ratusan juta rupiah,” pungkas Ronald.
Korban Diimingi Gift Game Online
Polisi mengungkap jaringan pembuat konten porno anak dalam merekrut anak-anak. Para korban direkrut melalui komunitas grup game online Free Fire dan Mobile Legends.
“Berawal dari perkenalan di salah satu media sosial. Korban yang masih di bawah umur memiliki akun media sosial tergabung dalam satu komunitas grup game online. Di situ korban bertemu dan dalam satu grup komunitas game online Free Fire dan Mobile Legends,” ujar Kasat Reskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta Kompol Reza Fahlevi dalam konferensi pers di Polresta Bandara Soetta, Tangerang, Sabtu (24/2).
Awalnya, pelaku masuk ke dalam komunitas grup game online kemudian mengajak korban untuk main bareng alias mabar. Di situlah pelaku melancarkan akal bulusnya dengan memberikan gift-gift ke akun game online korban.
“Dalam prosesnya pelaku mencoba untuk mengajak korban untuk ‘mabar’, main bareng. Kemudian mereka main bareng, mulai sering berinteraksi melalui kolom chat, setelah sering bermain bersama, pelaku mulai memberikan gift, memberikan chip, memberikan skin kepada anak korban,” papar Reza.
(azh/azh)