JAKARTA – CEO Nvidia Jensen Huang masuk menjadi salah satu orang terkaya di dunia setelah perusahaan produsen semikonduktor yang dipimpinnya melampaui Google dalam kapitalisasi pasar, dengan saham yang meroket 409% sejak tahun lalu.
Melonjaknya nilai Nvidia tak lepas dari perkembangan teknologi, terutama terkait kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan persaingan antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Tetapi, pencapaian ini juga tak lepas dari kepemimpinan Huang, yang juga merupakan salah satu pendiri Nvidia.
Jensen Huang lahir di Taiwan 61 tahun lalu, tetapi dikirim ke Tacoma, Amerika Serikat bersama pamannya saat dia baru berusia 9 tahun dan sempat pindah lagi ke Kentucky beberapa saat kemudian. Setelah keluarga orang tua dan saudara Huang juga pindah ke AS, keluarga itu menetap di Portland, Oregon tempat dia menghabiskan masa remaja hingga kuliahnya.
Huang sempat bekerja sebagai pencuci piring di restoran Denny’s sebelum memperoleh gelar sarjana di bidang teknik elektro dari Oregon State University, dan kemudian gelar master di bidang yang sama dari Stanford.
Setelah beberapa tahun bekerja di bidang teknik, termasuk sebagai perancang mikroprosesor, Huang mendirikan Nvidia pada 1993 di cabang restoran Denny’s di pinggir jalan lain di San Jose. Saat itu, Huang, yang berusia 30 tahun dan teman-teman dan sesama desainer microchip Chris Malachowsky dan Curtis Priem, hanya memiiki modal USD40.000 di bank, namun mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang apa yang akan terjadi di bidang komputasi.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
“Kami percaya model komputasi ini dapat menyelesaikan permasalahan yang pada dasarnya tidak dapat diselesaikan oleh komputasi tujuan umum,” kata Huang kepada Fortune pada 2017.
“Kami juga mengamati bahwa video game sekaligus merupakan salah satu masalah komputasi yang paling menantang dan akan menghasilkan volume penjualan yang sangat tinggi. . Kedua kondisi tersebut tidak terlalu sering terjadi. Video game adalah aplikasi pembunuh kami—sebuah roda gila untuk menjangkau pasar besar yang mendanai penelitian dan pengembangan besar-besaran untuk memecahkan masalah komputasi yang sangat besar.”
Nvidia dengan cepat meraih USD20 juta dalam pendanaan pemodal, termasuk dari Sequoia Capital, dan Huang menjadi seorang tokoh teknologi langka yang terus memimpin perusahaannya sejak awal berdirinya.
Sifat mudah didekati dan kesopanan Huang mungkin telah berperan pada panjangnya masa kepemimpinannnya di Nvidia. Dalam wawancara pada 2010, Huang mendefinisikan pemimpin yang baik berdasarkan keotentikannya.
“Mereka tidak berpakaian seperti CEO karena menurut mereka seperti itulah cara berpakaian CEO. Mereka tidak berbicara seperti CEO karena mereka menganggap CEO berbicara seperti itu,” katanya.
“Mereka tidak mengadakan rapat dan mengharapkan orang memperlakukan mereka seperti CEO karena menurut mereka begitulah seharusnya CEO diperlakukan. Mereka adalah siapa mereka sebenarnya.”
Gaya kepemimpinan Huang juga bisa dianggap unik. Dia dilaporkan tidak memiliki meja sendiri, atau kantor di pojok ruangan seperti kebanyakan CEO. Huang lebih memilih berkeliaran di sekitar gedungnya, bekerja di sejumlah ruang konferensi yang ia lewati.
Bisnis Nvidia semakin terpacu oleh ledakan AI yang mengambil alih industri teknologi global. Perusahaan ini membuat banyak chip penting yang menyediakan daya komputasi yang dibutuhkan untuk menjalankan model yang mendukung alat AI. Nvidia memberikan landasan bagi apa yang oleh sebagian orang dianggap sebagai salah satu perkembangan paling signifikan dalam sejarah teknologi—dan Nvidia bergabung dalam kelompok perusahaan bernilai triliunan dolar pada Juni lalu.