PUSAT Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan ada 20 kasus campak yang terjadi di Amerika Serikat. Total kasus tersebut berasal dari beberapa negara bagian seperti Arizona, California, Georgia, Maryland, Minnesota, Missouri, New Jersey, New York City, Ohio, Pennsylvania dan Virginia.
Menanggapi hal tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi akan ada wabah campak pada akhir 2024. Menurut prediksi WHO, akan ada lebih dari separuh dunia akan mengalami peningkatan risiko yang tinggi terhadap wabah campak.
“Apa yang kami khawatirkan adalah tahun ini, 2024, kita mempunyai kesenjangan yang besar dalam program imunisasi kita, dan jika tidak segera mengisinya dengan vaksin, penyakit campak akan melompati kesenjangan tersebut,” tutur Natasha Crowcroft selaku Penasehat Teknis Senior bidang Campak dan Rubella di WHO dalam konferensi pers di Jenewa, dikutip dari People, Selasa (27/2/2024).
WHO memperingati infeksi virus yang juga dikenal sebagai rubela ini telah mengalami peningkatan di seluruh dunia. Hal ini disebabkan oleh kurang digencarkannya vaksinasi campak selama masa Covid-19. Banyak masyarakat yang hanya khawatir terkena Covid-19, oleh karenanya fokus terbesarnya diberikan kepada vaksinasi Covid-19 saja. Padahal vaksinasi campak juga tak kalah penting untuk dilakukan.
“Kami bisa melihat, dari data yang dihasilkan dari data WHO oleh CDC, bahwa lebih dari separuh negara di dunia akan berada pada risiko tinggi atau sangat tinggi terhadap wabah ini pada akhir tahun ini,” tuturnya.
Menurut WHO, campak merupakan sebuah penyakit sangat menular yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini menyebar dengan mudah ketika orang yang terinfeksi bernapas, batuk, atau bersin. Hal ini dapat menyebabkan penyakit parah, komplikasi, dan bahkan kematian.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya