Jakarta –
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bicara mengenai pentingnya teknologi dalam berperang. Jokowi meminta TNI-Polri mengikuti perkembangan teknologi dunia dalam menjaga pertahanan negara.
“Pemanfaatan teknologi dalam perang konvensional, perang cyber akan semakin meningkat. Oleh sebab itu, TNI, Polri, harus berani masuk ke hal-hal yang berkaitan dengan teknologi, pesawat tempur perlu, iya, tank perlu, iya, tapi hati-hati juga dengan drone,” kata Jokowi saat sambutan di Rapim TNI-Polri 2024 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu (28/2/2024).
Jokowi mengatakan penggunaan drone saat ini kian canggih. Dia mencontohkan peristiwa penembakan Komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani.
“Saya ingat tahun 2020 Januari, ada penggunaan drone yang saya kaget karena begitu sangat presisi dan sangat akurat mengejar siapa yang diinginkan. Saat itu Mayjen Soleimani ini komandan Quds dari Pengawal Besar Revolusi Iran, ketembak dari drone yang dipersenjatai, akurat karena pakai face recognation, akhirnya ketembak, dan kita kaget itu terjadi di wilayah Irak tapi drone-nya konon dikendalikan dari wilayah Qatar, markas Amerika Serikat di Qatar,” ucap Jokowi.
“Ini hal-hal yang harus kita ikuti, kita amati, bagaimana perkembangan teknologi bisa merubah dari perang konvesnional ke perang yang bisa dikendalikan dari jarak jauh,” ucapnya.
Jokowi kemudian mengatakan untuk mencapai ini, TNI-Polri perlu bekerja sama dan saling belajar mengenai IPTEK. Hal ini bertujuan untuk memperkuat profesionalisme.
“Oleh sebab itu, penguasaan IPTEK jelas akan semakin dibutuhkan. TNI POlri harus jadi pembelajar yang aktif, pembelajar yang aktif, adaptif, TNI Polri harus mampu melakukan deteksi dini ambil langkah antisipasi memperkuat profesionalisme dan pelayanan masyarakat. Memperkuat nilai TNI prima, Polri presisi serta kemanunggalan dengan rakyat. Sinergi TNI-Polri sangat mutlak diperlukan, sinergi horizontal antar kesatuan, sinergi vertikal dari atas sampai bawah, hilangkan ego sektoral, hilangkan sekat dan pandangan sempit, semuanya harus untuk bangsa dan negara,” pungkasnya.
(zap/dhn)