Jakarta –
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak mengungkap situasi dan kondisi di Papua. Ia bercerita bagaimana sekujur kakinya mendingin kala mendengar pemberitaan terkait jatuhnya korban jiwa di sana.
Hal tersebut disampaikan Maruli saat menutup rapat pimpinan (Rapim) TNI AD di Balai Kartini, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (29/2/2024). Ia mengulas jumlah anggota TNI yang gugur di sana.
“Secara hitungan saya nanti mau detailkan lagi berapa, korban kita dalam satu tahun kita buka meninggal 25 orang, 27 luka tembak TNI, luar biasa,” kata Maruli dalam sambutannya.
Maruli tak mengetahui rinci kondisi di Papua saat berada di satuan Paspamres. Ia kemudian bercerita ketika kembali ke Kostrad dan mendengar kabar pilu dari sana.
“Saya sudah lama meninggalkan satuan tempur. Di Paspampres tidak terlalu detail mendengar berita anggota di Papua, kembali saya ke Kostrad itu kaki saya sering dingin-dingin itu kalau sudah dengar berita itu,” ujar Maruli.
Ia teringat pangkat kapten yang mengantarkan personel TNI gugur. Maruli menyebut seorang pemimpin memilki tanggung jawab yang besar untuk anggotanya.
“Sekarang kita sudah berpangkat mengantarkan korban dulu rasanya sakit sekali. Karena kita di tatanan kebijakan, kita salah kebijakan, orang meninggal, kalau tatanan pelaku mungkin tanggung jawabnya tidak terlalu banyak, tapi kalau tatanan kebijakan (tanggung jawab besar),” sambungnya.
Maruli mengatakan para pimpinan di TNI AD memiliki tanggung jawab yang tinggi. Maruli menyebut di tahun ini ada satu anggota TNI yang gugur dan 3 lainnya mengalami luka tembak.
“Jauh lebih aman, tapi tanggung jawabnya jauh lebih tinggi kita ini sekarang. Ini di tahun ini sudah ada satu orang dan juga tiga luka tembak,” ujar Maruli.
“Secara umum kita dalam satu tahun terakhir, ini saya belum dapat datanya secara langsung karena sistem pelaporan juga agak-agak unik sekarang ini di TNI ini, karena kadang-kadang saya juga dapat laporan langsung ke Mabes TNI,” imbuhnya.
(dwr/rfs)