SAAT musim bunga sakura tiba, Jepang dipenuhi dengan pesona yang memukau, di bawah rimbunnya pepohonan bunga sakura.
Hanami bukan sekadar tentang melihat bunga-bunga yang mekar, melainkan sebuah perayaan yang memersembahkan keindahan alam, mencerminkan kehidupan yang sementara namun indah dalam budaya Jepang.
Di bawah naungan pohon-pohon sakura yang bermekaran, Anda bisa membayangkan gambaran keluarga, teman, bahkan wisatawan, berkumpul bersama, tertawa, dan menikmati suasana yang akrab, sambil dikelilingi oleh kelopak-kelopak bunga yang berjatuhan di angin musim semi.
Tradisi Hanami mengakar kuat dalam sejarah Jepang, tercermin dalam seni dan sastra klasiknya, menampilkan pohon-pohon sakura yang gagah dengan bunga-bunganya yang menari-nari di udara.
(Foto: Byfood)
Keindahan bunga sakura, yang mekar hanya untuk waktu yang singkat, mengingatkan kecepatan perjalanan waktu dalam kehidupan.
Hanami, secara harfiah berarti ‘melihat bunga’ tetapi maknanya jauh lebih dalam daripada sekadar itu. Ia mencerminkan apresiasi mendalam akan keindahan alam, menjadi momen berkumpul bersama keluarga dan teman untuk merayakan musim sakura.
Tradisi ini memiliki akar yang dalam dalam sejarah Jepang, dimulai dari periode Nara (710-794) ketika Hanami awalnya berpusat pada ume (bunga plum).
Praktik Hanami, terinspirasi oleh tradisi Tiongkok, awalnya menghormati ume sebagai simbol ketahanan dan ketekunan.
Hanami tidak hanya sekadar piknik di bawah pohon sakura, tetapi juga sebuah perayaan yang dirayakan dengan makanan dan minuman lezat. Bagi yang ingin merayakan Hanami, beberapa perlengkapan penting dapat dipersiapkan, seperti terpal atau tikar, piring, gelas, dan peralatan sekali pakai.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya