Jakarta –
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar menghadiri rapat kerja Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dalam rangka Implementasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030. Rapat ini juga dihadiri Dubes Norwegia untuk RI, Ruth Rut Krüger Giverin.
Dalam rapat tersebut, Dirjen Planologi dan Tata Lingkungan, Hanif Faisol juga hadir dan memberikan pernyataan. Ia menyebut Indonesia telah menyatakan komitmennya yang kuat untuk mengambil peran dalam penurunan emisi gas rumah kaca.
“Indonesia membatasi kenaikan rata-rata suhu Global melalui submisi Enchanced Nationally Determined Contribution dengan target 31.89% atau setara dengan 945 juta ton CO2e dengan upaya sendiri (unconditional) atau 43.20% setara dengan 1.240 juta ton CO2e melalui dukungan internasional pada tahun 2030,” kata Hanif di Balai Sarbini, Jakarta, Senin (4/3/2024).
Adapun anggaran rencana kerja berdasarkan risk based capital (RBC) mencapai USD 56 Juta. Anggaran tersebut rupanya datang dari Norwegia yang telah bekerja sama dengan Indonesia melalui penandatanganan MoU.
“Norwegia bangga menjadi mitra dari Indonesia dalam upayanya memerangi deforestasi hutan melalui MOU untuk mendukung rencana operasional,” ucap Dubes Norwegia untuk Indonesia, Ruth Rut Krüger Giverin.
“Sejak perjanjian kemitraan pada tahun 2022, Norwegia telah menyampaikan kontribusi sebesar USD 156 juta untuk hasil pengurangan emisi yang bersumber dari deforestasi,” jelasnya.
Sementara, Siti Nurbaya menerangkan dana yang baru terkucur USD 56 juta dari USD 156 juta disebutnya akan segera menyusul. Yang terpenting adalah pengalokasian dananya harus dilakukan secara efektif dan tepat.
“Ini terkait dengan RBC, tadi yang disebut baru USD 56 artinya kita masih bekerja lagi dengan USD 100 juta dan kita sepakat alokasi untuk KPH juga perlu terus diperhatikan dan semakin banyak kegiatannya,” ujar Siti Nurbaya.
“Jadi dana lingkungan hidup yang pesat pengelolanya ada di BPDLH kita pakai secara efektif dalam alokasi yang tepat,” tutupnya.
(azh/azh)