PEPERANGAN antara Kerajaan Mataram dan Pajang akhirnya pecah. Peperangan diakibatkan adik dari Panembahan Senopati yang ditahan oleh Kerajaan Pajang, usai ide gilanya menyuruh anaknya meniduri putri cantik Sultan Pajang.
Akibat peristiwa ini konon Raden Pabelan, keponakan Panembahan Senopati akhirnya dihukum penggal. Sedangkan Tumenggung Mayang, sang ayah yang menikah dengan adik Senopati terpaksa ditangkap oleh pasukan Pajang dan diasingkan ke Semarang.
Penyebab itulah membuat genderang perang dua kubu itu muncul. Mataram berhadapan dengan Pajang yang awalnya merupakan wilayah kerajaan penguasa, atau dalam artian sebenarnya Mataram dulunya berada di bawah kekuasaan Kesultanan Pajang.
Di peperangan itu, Senopati yang kalah jumlah pasukan berdoa kepada Allah, bersemedi, dan mempersiapkan taktik cerdik menghadapi pasukan dari ayah angkatnya Sultan Hadiwijaya. Pasukan Mataram yang sedikit itu lantas sengaja ditempatkan di Gunung Kidul, sebagaimana dikutip dari “Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II”.
Tentara ini disuruh oleh Senopati mengumpulkan kayu bakar sebanyak-banyaknya. Rencananya, nanti ketika perang meletus, kayu-kayu yang telah dikumpulkan itu harus dibakar. Kanjeng Sultan sendiri mendirikan markas perangnya di dekat Kaliopak.
Malam pertempuran pun datang. Senopati kemudian bersemedi mendatangkan kekuatan alam. Maka saat itu juga datanglah badai topan dan hujan yang lebat. Melihat alam yang mengamuk itu, seluruh prajurit Pajang, termasuk Kanjeng Sultan Hadiwijaya alias Joko Tingkir langsung gentar.
Tak lama kemudian banjir bandang terjadi. Kaliopak meluapkan airnya sehingga menyapu seluruh markas tempur Kanjeng Sultan Pajang. Tak lama kemudian, Gunung Kidul menyala, api besar membara di atasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya