Konser penyanyi pop country asal Paman Sam, Taylor Swift, di negeri Singapura sukses dan mencuri perhatian publik. Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan sampai-sampai angkat bicara soal Indonesia tak kebagian konser Taylor Swift.
Singapura menjadi satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang disambangi penyanyi asal Amerika Serikat tersebut dalam tur dunianya, The Eras Tour. Menko Luhut menilai pihak Indonesia kurang cerdas tak kebagian pentas Taylor Swift.
“Seperti contoh kemarin Taylor Swift itu, kita Indonesia aja yang kurang cerdas menurut saya,” kata Luhut, seperti dalam video yang diunggah, Jumat (8/3).
Luhut mengatakan hadirnya artis global ke Indonesia merupakan sebuah persaingan antarnegara. Luhut berani pasang badan jika ada pihak atau promotor yang kesulitan mendatangkan artis top dunia.
“Nah, kalau orang bisa mem-booked, ya kita booked aja. Mesti bayar, kita bayar. Apalah, itu kan persaingan. Nggak ada yang salah itu. Ayo kalian bawa aja. Kalau ada masalah, beri tahu saya,” ujarnya.
Mau Bikin Konser Tandingan
Luhut sebelumnya mengatakan akan menyelenggarakan konser musik eksklusif untuk menandingi Singapura. Sebagai informasi, Singapura mengontrak Taylor Swift agar hanya tampil di sana.
“Apa yang diberikan Singapura, kita berikan sama dia (artisnya). Kita harus berani bersaing. Kalau Singapura bisa untung, masa kita tidak bisa?” kata Luhut dikutip dari Antara, Kamis (7/3).
Taylor Swift saat konser di Sydney Australia pada Eras World Tour, 23 Februari 2024. (IMAGE RESTRICTED TO EDITORIAL USE – STRICTLY NO COMMERCIAL USE Foto: David Gray/AFP)
|
Luhut mengaku sudah mengadakan rapat terkait rencana itu dan memutuskan, dalam enam bulan, salah satu pelaku usaha bidang hiburan yang mendatangkan artis luar negeri sudah mendapatkan izin kegiatan. Dia meminta pelaku usaha itu melakukan kontrak dengan artis lain dan mengadakan konser tandingan.
“Enam bulan, dia (pelaku usaha) sudah dapat izin, kontrak saja (artinya). Saya ada satu pemain dalam bidang hiburan ini, saya bilang cari (artis) yang lain, itu sudah, kontrak saja berapa lama,” ucapnya.
Luhut mengaku aksi eksklusif negara tetangga itu memberikan pundi-pundi pendapatan berupa devisa termasuk tingkat hunian hotel penuh selama sembilan hari di negeri dengan ikon kepala singa itu.
“Selama dua minggu tidak bisa ke Singapura karena ada Taylor show di sana, sembilan hari hotel penuh, kenapa? Karena di Indonesia tidak bisa pertunjukan dia,” katanya.