Jakarta –
Badan Legislasi (Baleg) DPR dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menggelar rapat kerja mengenai kelanjutan Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ). Rapat itu mengagendakan pembahasan dan dilanjutkan dengan persetujuan tingkat I.
Rapat digelar di ruang rapat Baleg, gedung Nusantara I MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Rapat dipimpin Ketua Baleg DPR Supratman. Rapat juga dihadiri perwakilan Menkeu Sri Mulyani, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, dan DPD RI.
Dalam rapat itu, Mendagri Tito Karnavian menyampaikan pandangan dari pemerintah atas RUU usul inisiatif DPR itu. Dia mengatakan pemerintah menyetujui RUU itu dilakukan pembahasan lebih lanjut di DPR.
“Izinkan kami menyampaikan pendapat dan pandangan pemerintah atas RUU DKJ. Pertama, pemerintah mengapresiasi setinggi-tingginya dan menyambut baik penyampaian hak inisiatif DPR RI yang mengusulkan RUU tentang Provinsi DKI Jakarta, terutama pengertian kami sampaikan kepada seluruh pimpinan DPR RI karena sudah diketok dalam paripurna yang lalu dan juga Baleg yang sangat proaktif dan juga DPD,” ujar Tito.
“Untuk itu kami atas nama pemerintah menyetujui dilakukan pembahasan lebih lanjut secara bersama-sama atas usulan atau inisiatif RUU tentang DKJ dengan tetap memperhatikan keselarasan keseluruhan dengan peraturan perundang-undangan terkait,” lanjutnya.
Tito menekankan pemerintah mendorong terwujudnya Jakarta sebagai kota kelas internasional yang memiliki daya saing. Dia mendukung Jakarta menjadi kota pusat perekonomian.
“Yang kedua, komitmen bersama antara DPR RI, DPD RI, dan pemerintah guna mewujudkan visi bersama untuk membangun Jakarta menjadi kota kelas dunia kota global yang tidak hanya bersaing atau memiliki daya saing pada tingkat regional Asia Tenggara tapi juga setara dengan kota-kota maju lainnya di dunia,” kata Tito.
Jakarta, kata Tito, didorong untuk menjadi salah satu kota besar di dunia. Dia mencontohkan kota New York di AS dan Melbourne di Australia.
“Dan kita ingin juga agar kota Jakarta menjadi salah satu pusat utama di bidang perekonomian, jasa perbankan dan lain-lain. Intinya adalah kira-kira sama seperti New York-nya Amerika lah atau Sydney, Melbourne-nya Australia,” katanya.
(fca/rfs)