PBNU angkat bicara terkait polisi Israel menghalangi dan memukuli warga Palestina yang memasuki Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem Timur untuk melakukan salat Tarawih pertama di bulan suci Ramadan. PBNU merasa sedih dan prihatin atas aksi keji polisi Israel tersebut.
“Kita selalu merasa bersedih dan prihatin atas perilaku keji Israel di Palestina selama ini, makanya kemerdekaan Palestina adalah sebuah keniscayaan yang harus didukung untuk mengakhiri kejahatan kemanusiaan serius yang terus menerus dilakukan oleh Israel di Palestina,” kata Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur), kepada wartawan, Selasa (12/3/2024).
“Habis sudah air mata untuk melihat jejak-jejak kekejaman Israel sekian lama tanpa henti, sungguh tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan,” sambungnya.
Gus Fahrur mengajak umat Islam untuk berdoa agar kemerdekaan dan kemenangan bangsa Palestina atas penjajahan Israel dapat segera terwujud. Ia berharap agar kekejaman Israel terhadap warga Palestina bisa segera dihentikan.
“Saya sedang berada di Madinah, dan tadi malam imam shalat tarawih membaca doa qunut untuk Palestina, disambut penuh haru oleh segenap jamaah yang hadir. Semoga Allah SWT segera menghentikan kekejaman Israel dan menolong bangsa Palestina,” ucapnya.
Seperti diketahui, polisi Israel membuat blokade di Masjid Al-Aqsa saat ratusan warga Palestina hendak melakukan shalat Tarawih pertama di bulan suci Ramadan. Polisi Israel juga menghalangi warga memasuki Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem Timur dan memukuli warga.
Dilansir Anadolu Agency dan The Times of Israel, Selasa (12/3/2024), berdasarkan keterangan saksi mata, polisi hanya memperbolehkan perempuan dan laki-laki berusia di atas 40 tahun untuk masuk ke Masjid Al-Aqsa. Saksi mengatakan banyak warga Palestina yang datang untuk menunaikan Tarawih berkumpul di gerbang Tempat Suci, atau Haram al-Sharif.
Rekaman menunjukkan polisi Israel menyerang beberapa warga Palestina dengan tongkat di pintu masuk kompleks Al-Aqsa. Polisi Israel mengklaim pihaknya berupaya untuk ‘memungkinkan kebebasan beribadah di Bukit Bait Suci sekaligus memastikan keselamatan dan keamanan, sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh kepemimpinan politik’.