Jakarta –
Kurator Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Ridwan Kamil memaparkan deretan ibu kota negara di dunia dalam Rapat Koordinasi Otorita IKN. Ridwan Kamil menilai Washington DC sebagai Ibu Kota terbaik saat ini.
Awalnya, Ridwan Kamil membeberkan sejumlah negara yang gagal membangun ibu kota. Dia mencontohkan Naypyidaw, Myanmar. Dia mengatakan di kota tersebut sepi karena hanya memindahkan perkantoran.
“Contohnya, Myanmar punya ibu kota Naypyidaw. Sepi pak, karena kotanya tidak didesain sebagai kota, hanya pusat pemerintahan, mindahin kantor doang. Maka tidak ada namanya kota formal informal, kaya miskin bercampur. Sifat kota itu harus bercampur pak, semua golongan harus hadir, jangan dicontoh, ini nggak boleh dicontoh,” kata Ridwan Kamil dalam pemaparannya di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2024).
Ridwan Kamil juga menyebut Putra Jaya di Malaysia. Dia juga mengatakan di kota itu sepi.
“Putra Jaya, Malaysia, bagus desainnya Pak, silakan main ke sana. Tapi setelah Maghrib sepi pak bu. Karena rumahnya masih di Kuala Lumpur, paginya ngantor di Putra Jaya dia sorenya pulang lagi, malam? Sepi. Namanya kota, siang ramai, malam juga ramai, karena semua jenis kegiatan ada di sana,” imbuh pria yang akrab disapa RK itu.
Dia kemudian menjelaskan soal Ibu Kota yang menurutnya terbaik saat ini. Ibu Kota yang dimaksud yakni Washington DC.
“Yang terbaik di dunia, pendapat saya adalah Ibu Kota Amerika Serikat, Washington DC,” ucapnya.
Dia mengatakan proses pembangunan Washington DC serupa dengan IKN, yakni dari nol. Dia menjelaskan Washington DC juga menerapkan metode sayembara serta melalui proses yang panjang untuk menjadi seperti sekarang.
“Yang terbaik di dunia pendapat saya adalah ibu kota Amerika Serikat, Washington DC, didesain seperti IKN dari nol pak, pakai sayembara pula dan butuh 100 tahun untuk jadi Washington DC hari ini,” katanya.
“Makanya bapak ibu jangan berharap dalam hitungan 5 tahun IKN akan luar biasa, harus bersabar. Kita, bapak ibunya yang mendirikan IKN, anak cucu kita yang nanti menikmati IKN sebagai kota kelas dunia di 2045, itu rutenya,” tambah RK.
Dia menyampaikan IKN harus menjadi Ibu Kota yang bisa menampung seluruh kehidupan dan aman bagi masyarakat. Sehingga IKN tidak menjadi Ibu Kota yang keliru seperti beberapa Ibu Kota di negara lain yang dinilai belum sempurna.
“Maka saya bilang IKN di daerah yang banyak manusianya harus punya konsep namanya liveable, cirinya orang jalan kaki. Kalau di IKN Nusantara nanti tidak ada orang jalan kaki kita gagal sebagai kota yang manusiawi, kemana-mana harus naik kendaraan, kemana-mana harus naik mobil, itu ciri kita mengulang kota yang keliru. Nah Brasilia ini keliru kira-kira begitu menurut ilmunya,” katanya.
(idn/idn)