Ilmuwan ungkap alasan Cheetah bisa berlari sangat cepat. (Instagram/@dumasimba)
JAKARTA – Penelitian yang dilakukan para ilmuwan dari Imperial, Universitas Harvard, Universitas Queensland, dan Universitas Sunshine Coas mengungkap alasan Cheetah mampu berlari sangat cepat. Temuan ini telah dicatat di jurnal Nature Communications.
Dalam penelitiannya, para ilmuwan mengembangkan model yang menunjukkan bagaimana otot-otot hewan bergerak ketika berada di darat, kemudian menilai batasan seberapa cepat mereka dapat berlari. Terkuak anatomi Cheetah memang dirancang untuk mampu berlari cepat.
“Hewan tercepat bukanlah gajah besar atau semut kecil, namun berukuran sedang, seperti cheetah. Mengapa kecepatan lari tidak sesuai dengan pola teratur yang mengatur sebagian besar aspek anatomi dan performa hewan?” kata Dr David Labonte, dari Departemen Bioteknologi Imperial College London, dikutip dari Newsweek, Jumat (15/3/2024).
Dr David Labonte menemukan tidak hanya ada satu batasan mengenai seberapa cepat seekor hewan dapat berlari, namun ada dua batasan yaitu seberapa cepat dan seberapa jauh otot-otot mereka dapat berkontraksi. Kecepatan lari maksimum ditentukan oleh batas mana yang pertama kali mereka penuhi. Batasan ini ditentukan ukuran keseluruhan hewan.
Batas pertama, yang disebut batas kapasitas energi kinetik, mengacu pada seberapa kecil hewan yang lebih kecil memiliki otot yang tertahan oleh seberapa cepat mereka berkontraksi. Batas kedua, yang disebut batas kapasitas kerja, mengacu pada seberapa besar hewan yang lebih besar dapat ditahan berdasarkan seberapa jauh otot mereka berkontraksi.
“Kunci dari model kami adalah memahami bahwa kecepatan lari maksimum dibatasi oleh seberapa cepat otot berkontraksi, serta seberapa banyak otot dapat memendek selama kontraksi,” tutur Profesor Christofer Clemente, dari University of the Sunshine Coast dan University of Queensland.
“Hewan seukuran cheetah berada di sweet spot fisik dengan berat sekitar 50kg, di mana kedua batas ini bertepatan. Oleh karena itu, hewan-hewan ini adalah yang tercepat, mencapai kecepatan hingga 65 mil per jam,” lanjutnya.
Saat menguji keakuratan model, para ilmuwan menemukan, model tersebut dengan tepat memprediksi kecepatan lari maksimum pada berbagai hewan, mulai dari mamalia besar, burung, dan kadal. Model ini tidak hanya menjawab pertanyaan tentang bagaimana hewan tertentu dapat berlari lebih cepat dibandingkan hewan lainnya, namun juga menjelaskan bagaimana otot berevolusi.
Hal ini juga memberikan petunjuk mengapa ada perbedaan besar antara kelompok hewan tertentu. Misalnya reptil besar seperti buaya lebih lambat dibandingkan mamalia besar.