Jakarta –
Proyek pengerjaan polder di sekitar Jalan Nangka Raya (Tanjung Barat), Jagakarsa, Jakarta Selatan, menuai sorotan. Pemprov DKI Jakarta angkat bicara mengenai hal itu.
Sebagai informasi, proyek polder di Jalan Nangka Raya merupakan rangkaian dari upaya meningkatkan kapasitas saluran dan membuat konstruksi pintu air untuk mengatur aliran debit air oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI. Proyek itu mulanya direncanakan rampung pada akhir tahun 2023.
“Untuk Desember 2023 adalah waktu estimasi target awal perencanaan,” kata Ketua Subkoordinator Urusan Pengendalian Banjir Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Ericson Indra Pulungan saat dikonfirmasi, Sabtu (16/3/2024).
Ericson mengatakan penyelesaian proyek itu tak bisa selesai sesuai perencanaan awal. Dia lantas menjelaskan kendala yang menyebabkan kemunduran waktu pengerjaan proyek tersebut.
“Estimasi waktu awal kontrak mundur dikarenakan keterlambatan proses tender. Dan kendala lapangan membuat keterlambatan,” jelasnya.
Dia tak menjelaskan lebih rinci perihal kendala yang dimaksudnya. Namun dia memastikan pengerjaan proyek tersebut masih berjalan hingga kini dan diupayakan dapat selesai pada April mendatang.
“Proyek masih dikerjakan, target akhir April sudah selesai. (Progres pengerjaan proyek) sekitar 90 persen,” pungkasnya.
Ketua RW 005 Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Syaifudin mengatakan lokasi pembangunan proyek itu memang bukan di wilayah kewenangannya. Tapi pihaknya turut terkena dampak pengerjaan proyek.
“Memang secara administratif itu bukan wilayah saya, karena yang dikerjain itu persis perbatasan RW 004 dengan RW 005. Tapi jarak saya sangat dekat, dan kita terdampak, jadi kita juga ikut disosialisasi,” katanya saat ditemui detikcom, Sabtu (16/3/2024).
Syaifudin menuturkan pengerjaan proyek itu dimulai sekitar Juni 2023. Berdasarkan sosialisasi awal, kata dia, proyek itu dijanjikan rampung pada akhir Desember 2023.
Beberapa waktu setelahnya, Syaifudin mendengar target penyelesaian proyek mundur, dari akhir tahun menjadi Februari 2024.
“Memang di awal-awal sosialisasi pembangunan proyek tahapan awalnya ini itu sampai Desember 2023. Kemudian pemberitahuan berikutnya molorlah istilahnya, sampai di akhir Februari untuk yang di sini,” ungkapnya.
Namun, kenyataannya, target lagi-lagi tak terwujud. Hingga saat ini, Syaifudin mengaku belum mendapat informasi lebih lanjut perihal target penyelesaian proyek itu.
“Belum, tidak ada (komunikasi lagi). Saya terakhir berkomunikasi bilangnya akhir Februari. Karena saya bilang saya dipertanyakan sama warga, saya yang ditanya kapan ini selesai. Akhirnya kita bertanya juga (ke kontraktor),” jelasnya.
(ond/dek)