Jakarta –
Permukiman warga di Bidara Cina, Jakarta Timur, sudah berulang kali terendam banjir. Sejumlah lokasi pun kerap dijadikan lokasi pengungsian akibat banjir.
Wilayah yang kerap dilanda banjir itu antara lain berada di RW 11, Bidara Cina, Jakarta Timur. Warga harus mengungsi jika banjir lebih dari 1,5 meter. Ada empat lokasi di wilayah ini yang biasa dijadikan pengungsian.
Empat lokasi itu ialah RPTRA, PAUD, Majelis Taklim, dan Sasana Karang Taruna. Namun, hanya Sasana Karang Taruna yang memang disiapkan untuk lokasi pengungsian.
“Gedung Karang Taruna memang dibuat untuk masyarakat. Salah satunya disiapkan untuk pengungsian,” kata Ketua RW 11 Bidara Cina, Firdaus, saat ditemui di Bidara Cina, Minggu (17/3/2024).
Firdaus mengatakan, sasana itu dilengkapi dengan kamar mandi. Dia mengatakan lokasi itu juga cukup luas untuk menampung warga.
“Kalau di wilayah saya ada 640 KK, tapi yang terdampak hanya seperempatnya di empat RT saja, mulai RT 6,10,12, dan 13,” ujarnya.
Namun, kata Firdaus, warga di wilayahnya sudah jarang mengungsi saat banjir belakangan ini. Hal itu, katanya, disebabkan air banjir tidak terlalu tinggi.
Lokasi yang disiapkan untuk jadi pengungsian jika banjir di Bidara Cina, Jaktim (Taufiq/detikcom)
|
Dia mengatakan banjir cukup besar sempat terjadi pada November 2023. Namun, kata Firdaus, hanya beberapa orang saja yang mengungsi.
“Paling lansia saja. Karena ketinggian air nggak parah,” ucapnya.
Dia juga mengatakan jumlah warga yang mengungsi terus menurun dalam beberapa tahun terakhir. Firdaus menyebut pengungsian terakhir kali penuh akibat banjir pada malam pergantian tahun baru 2020.
“Terakhir banjir besar itu waktu tahun tahun 2020, banjir lebih dari 2 meter di sana. Tapi kalau sekarang karena sudah banyak perbaikan. Paling beberapa rumah saja yang ngungsi,” ujarnya.
“Sosialisasi juga sering kami jalankan bersama BPBD. Sampai masyarakat sudah paham harus ke mana,” katanya.
Ada juga gedung majelis taklim yang bisa dijadikan lokasi pengungsian. Gedung itu biasanya digunakan warga untuk mengaji.
“Tapi kalau ada bencana banjir dan warga yang terdampak boleh ke sana,” kata Ketua Majelis Taklim Jauharotun Naqiyah, Sopia.
Sopia menyebut warga yang datang mengungsi bisa memanfaatkan fasilitas yang ada di gedung majelis taklim. Fasilitas itu adalah kamar mandi, ruangan utama untuk istirahat atau tidur, hingga dapur untuk memasak.
“Gedungnya berada di tempat tinggi. Di sana juga ada tempat mandi, ada dapur juga. Di ruangnya juga sudah ada karpet, jadi kalau mau tidur lebih enak nggak dingin,” katanya.
Sopia menyebut, akhir-akhir ini banjir di Bidara Cina tidak terlalu tinggi. “Kalau dulu pernah sampai buat dapur umum. Karena itu banjir sampai merendam rumah warga sekitar hampir 1 bulan. Saya lupa tahun kapan itu,” ucapnya.
(haf/haf)