Jakarta –
Pelaku pengemasan ulang beras Bulog menjadi merk premium meraup untung sekitar Rp 40 hingga 45 juta selama lima bulan terakhir menjalankan kejahatannya. Pelaku awalnya membeli beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
“Tersangka mengaku membeli beras Bulog SPHP kemasan 50 kilogram dengan harga Rp. 640.000 atau Rp. 12.800 per kg. Kemudian setelah dikemas ukuran 25 kilogram dengan merk beras super poles Cap Raja Lele, dijual oleh tersangka sebesar Rp 350.000, dan kemasan 5 kilogram dengan merk beras SLYP Super Ramos Bandung dijual oleh tersangka sebesar Rp 69.000 sampai 70.000,” jelas Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana dalam keterangan tertulis, Senin (18/3/2024).
Putu mengatakan tersangka mendapat keuntungan Rp 1.000 hingga 2.000 per kilogram beras. Putu menyampaikan tersangka meraup cuan Rp 8.000.000 hingga 9.000.000 perbulan dari perbuatan curangnya.
“Setiap bulan rata -rata bisa mencapai Rp 8.000.000 sampai dengan 9.000.000. Sehingga kalau ditotal melakukan perbuatan tersebut selama 5 bulan, maka keuntungan yang diperoleh kurang lebih sebesar Rp 40.000.000 sampai dengan 45.000.000,” ungkap Putu.
Putu pun menerangkan soal motif kejahatan tersangka. ‘Tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak,” sebut Putu.
Polres Malang sebelumnya mengamankan tiga orang dalam kasus dugaan pengemasan ulang beras Bulog menjadi beras premium di Malang, Jawa Timur. Tiga orang yang terdiri dua pekerja berinsial EP dan IF, serta satu orang berinisial EH merupakan pemilik gudang.
“Para pelaku melakukan pengemasan beras dan memalsukan merek dari beras Bulog yang seharusnya menjadi beras medium dan menjualnya kembali menjadi beras premium,” kata Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat dilansir detikJatim, Minggu (17/3).
Polisi telah menyegel gudang tersebut pada Jumat (15/3) malam. Sejumlah barang bukti diamankan polisi di antaranya beras Bulog kemasan 50 kilogram sebanyak 1,2 ton, ratusan karung bekas beras bulog. Tak hanya itu, polisi juga menyita timbangan digital, serta peralatan lainnya.
(aud/dhn)