Jakarta –
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi kemarau di DKI Jakarta mundur menjadi bulan Mei. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI menyebut sudah menyiapkan antisipasi untuk bencana banjir.
“Dalam saat ini, memang sudah memasuki masa pancaroba peralihan musim hujan ke kemarau. Yang bisa dilihat adalah hujan bisa terjadi dengan intensitas yang tinggi namun dalam durasi yang singkat,” kata Kasatpel Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta, Michael Sitanggang, Senin (18/3/2024).
“Selain potensi banjir, perlu juga diwaspadai potensi bencana hidrometeorologi lainnya seperti angin kencang, pohon tumbang, dan tanah longsor,” katanya.
Menyikapi prakiraan dari BMKG, Pemprov DKI telah menyiapkan sejumlah upaya mitigasi struktur. Antisipasi yang dilakukan, sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Terus memperbarui informasi mengenai dinamika cuaca Jakarta dan sekitarnya dengan BMKG dan menyebarluaskannya ke masyarakat sebagai upaya antisipasi dini terhadap potensi banjir yang dapat terjadi,” katanya.
Selain itu BPBD melakukan pengerukan kali, waduk, sungai, hingga situ yang ada di Jakarta. Tindakan itu untuk mengendalikan jumlah debit air.
Sementara itu, BPBD DKI telah menyiapkan pompa stasioner dan mobile serta polder-polder untuk dapat selalu berfungsi setia saat.
“Mengerahkan ribuan personel gabungan pasukan pelangi Pemprov DKI yang terdiri dari unsur BPBD, Dinas SDA, Dinas Gulkarmat, Dinas LH, dll untuk memonitor kondisi wilayah dan melakukan penanganan banjir yang dibutuhkan di lapangan,” katanya.
BPBD DKI juga mengaktifkan posko siaga bencana dari tingkat kelurahan hingga provinsi. Kondisi itu akan membuat koordinasi antar instansi dan menghimpun informasi kejadian bencana serta hal-hal lain dibutuhkan ketika terjadi banjir.
Kemudian, Pemprov DKI juga menyiapkan logistik untuk kebutuhan dasar pengungsi di lokasi terdampak banjir. Tak hanya itu, mereka mengimbau kepada masyarakat dapat menggunakan aplikasi JAKI untuk melaporkan berbagai pengaduan yang ada di wilayahnya.
BMKG sebelumnya memprediksi awal musim kemarau terjadi pada April 2024. Untuk wilayah Jakarta, BMKG memprediksi musim kemarau dimulai bulan Mei.
“BMKG memprediksi awal musim kemarau terjadi seiring aktifnya monsun Australia pada April 2024 yang akan dimulai dari NTT, NTB, dan Bali. Lalu wilayah Jawa, kemudian mendominasi hampir seluruh wilayah Indonesia pada periode Mei hingga Agustus 2024,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Konferensi Pers Prakiraan Musim Kemarau Tahun 2024 di Wilayah Indonesia dan Updating Kondisi Cuaca, Jumat (15/3).
Terdapat 699 zona musim (ZOM) di Indonesia, dengan 90 ZOM di antaranya diprediksi masuk musim kemarau pada April 2024. Kemudian untuk wilayah Jakarta pada Mei 2024.
“90 ZOM atau 13 persen diprediksi akan masuk kemarau pada April 2024 yaitu di sebagian Bali, NTT, NTB, pesisir utara dari Banten, Jakarta dan Jabar, maksudnya pesisir utara Jawa Barat dan bagian pesisir Jawa Timur sebanyak 133 ZOM atau 19 persen wilayah akan memasuki kemarau pada bulan Mei 2024 yang meliputi wilayah Jakarta, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur, sebagian kecil Maluku, sebagian Papua, dan Papua Selatan,” jelasnya.
(aik/eva)