Memasuki masa mudik, Stasiun Pasar Senen mulai ramai menjadi lokasi pemberangkatan pemudik. Keberadaan dan bantuan porter tak lepas dari keriuhan masa mudik lebaran.
Khamid (52), telah menjadi porter sejak usianya 17 tahun. Dia menjajaki dunia pekerjaan di bidang jasa ini sejak 1987 hingga akhirnya pada tahun 1999, ia menjadi porter di Stasiun Pasar Senen.
Khamid membagikan cerita suka duka 25 tahun menjadi porter di Stasiun Pasar Senen. Dia mengatakan kadang ada pemudik yang memberikan tip lebih, tetapi juga ada yang sebaliknya.
“Ya biasalah kalau suka duka orang kerja pasti ada. Ya kadang-kadang fee-nya dikit. Kadang-kadang nggak sesuai. Kalau sukanya kadang ada yang ngasih tip lebih,” ucap Khamid saat ditemui di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (23/3/2024).
Saat ini keberadaan porter benar-benar tampak di depan para pengguna kereta api (KA). Para porter ini akan menjadi pihak stasiun yang melepas keberangkatan para penumpang KA.
Mereka berdiri di tepi peron dengan memberikan gestur hormat kepada penumpang sebelum KA berangkat. Tangan kanan mereka menyilang dan diletakkan di dada kiri sembari sedikit membungkukkan badan.
Penghasilan menjadi porter pun tak tetap, bergantung pada jumlah tip yang diberi oleh pengguna jasanya. Meski begitu, ada juga penumpang yang hanya memberikan ‘2M’ yang berasal dari singkatan ‘makasih, Mas’.
“Kalau kita nggak kasih tarif sih. Cuma kadang penumpang kalau mau lebaran suka ngasih tip lebih. Kadang Rp 30 ribu, Rp 20 ribu, kadang ada yang ngasih Rp 10 ribu juga kita terima aja,” ujarnya.
Ada penumpang yang hanya memberi ucapan terima kasih alih-alih membayar jasa yang sudah diberikan. Namun, Khamid tak mempermasalahkan.
Suasana di Stasiun Pasar Senen pada Sabtu (23/3/2024) (Tina S/detikcom)
|
“Kadang ada orang yang cuma ngucapin ‘terima kasih’, ya gitu lah nggak apa-apa semoga ada gantinya dari yang lain,” tambahnya.
Khamid mengatakan ada dua masa di mana terjadi peningkatan jumlah penumpang yang berpotensi membuat rezekinya juga menambah. Kedua waktu itu pada saat lebaran dan libur sekolah.
“Lebaran sama libur sekolah. H-7 lebaran udah ramai,” katanya.
Maka itu, ia selalu senang jika lebaran tiba. Sebab, penghasilannya pun dapat meningkat.
“Kalau lebaran ya bisa sampe 10 kali angkut lah,” ucapnya.
Namun, sebab lonjakan yang ada pada saat lebaran inilah membuat Khamid tak punya waktu bersama keluarga (family time) banyak saat masa lebaran. Dia tak bisa berlama-lama bersama keluarga di kampung halaman demi menyambut rezeki dengan memberi jasa angkut kepada penumpang di stasiun.
“(Mudik) Ya saya paling H-1 lebaran. Sehari, dua hari paling di kampung terus balik lagi. Soalnya kan keluarga juga butuh kita buat berkumpul bersama keluarga,” ucapnya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.