Jakarta –
BNPB mencatat jumlah warga terdampak gempa M 6,5 di Pulau Bawean, Gresik. Total ada 9 ribu jiwa yang mengungsi.
Berdasarkan keterangan tertulis BNPB, Minggu (24/3/2024), data pengungsi ini tercatat per pukul 18.00 WIB, Sabtu (23/3) kemarin. Posko penanganan darurat gempa telah didirikan di Kantor Kecamatan Sangkapura, Gresik.
BNPB merinci sebanyak 5.509 jiwa dewasa, 1.187 lansia, dan 2.952 jiwa anak mengungsi. Selain itu, berdasarkan laporan BPBD Jatim, dampak kerusakan akibat gempa sebanyak 1.356 rumah rusak ringan, kemudian 706 rumah rusak sedang dan 331 rumah mengalami kerusakan berat. Data kerusakan itu tersebar di Sidoarjo, Pamekasan, Bojonegoro, Lamongan, Surabaya, dan Kabupaten Tuban.
Adapun sejumlah fasilitas yang mengalami kerusakan di antaranya 61 sekolah rusak, 5 rumah sakit, 88 tempat ibadan dan gedung.
“BPBD Provinsi Jawa Timur mengirimkan bantuan untuk warga terdampak berupa peralatan dan permakanan. BNPB akan memberikan dukungan logistik dan peralatan maupun Dana Siap Pakai (DSP) kepada masyarakat terdampak dan pemerintah kabupaten/kota yang masih berjibaku menanggulangi bencana,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Lebih lanjut,Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto akan meninjau lokasi terdampak bencana gempa hari ini. Suharyanto akan mengunjungi Pulau Bawean menggunakan helikopter dari Surabaya dengan lokasi pendaratan di Lapangan Sepakbola, Dusun Tanjunganyar, Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura.
Suharyanto akan mengunjungi pengungsian di Desa Suari. Setelah itu meninjau rumah, sarana ibadah, dan fasilitas umum yang terdampak gempa, dilanjutkan kunjungan ke Kantor Kecamatan Sangkapura dan Pelabuhan Umum Bawean.
“Senin (25/3), Kepala BNPB akan mengikuti rangkaian acara Rapat Koordinasi penanganan darurat gempa bumi bersama Bupati Gresik di Kantor Pemerintah Kabupaten Gresik. Pada agenda tersebut, Kepala BNPB akan memberikan arahan serta penyerahan bantuan secara simbolis,” ucap Abdul.
(idn/knv)