Jakarta –
MRT Jakarta mengalihkan pembayaran kartu uang elektronik bank di stasiun hanya dapat dilakukan melalui reader JakLingko. Bagaimana pengalaman pengguna atas peralihan metode tempel (tap in) kartu pembayaran ini?
Seorang penumpang MRT di Stasiun Cipete Raya, Wahyu (28), mengaku perubahan mesin tap in ke reader JakLingko ini tak membuatnya kagok. Hanya saja, ia memerlukan waktu untuk beradaptasi.
“Kalo kagok sih nggak ya, cuma karena kebiasaan awalnya nge-tap di, yang di konvensional itu, yang lama, ke JakLingko itu butuh adaptasi juga,” kata Wahyu, Selasa (26/3/2024).
Pada peralihan tahap 1 ini, tap in pada reader JakLingko akan diterapkan di 4 stasiun MRT Jakarta yakni ASEAN, Blok A, Haji Nawi, dan Cipete Raya.
Wahyu mengaku posisi reader JakLingko yang berdiri menyulitkan untuk melihat sisa saldo kartu elektroniknya. Hal ini berbeda dengan reader MRT lama dengan posisi layar yang menghadap ke atas sehingga sisa saldo di kartu lebih mudah dilihat.
Penumpang mengaku sulit melihat sisa saldo di kartu karena reader JakLingko posisinya berdiri. (Gisella Previan Laoh/detikcom)
|
“Konfigurasi layout-nya, tata letaknya, dia kan si (reader) JakLingko ini dia berdiri gini ya, jadi kalo misalnya di-tap gini, kita mesti ngeliat dulu nih ngecek saldo nih atau mau lihat informasi apalah dari hasil tap-an kita kan. Kalo yang lama kan udah tampilan layarnya ke atas, jadi lebih enak aja sih, lebih ergonomis,” ucap Wahyu.
Meski begitu, menurutnya reader JakLingko dapat membaca kartu lebih cepat dibanding mesin yang lama. Meski begitu, dia berharap ada perubahan arah layar untuk memudahkan pengguna melihat informasi saat tap in.
“Relatif lebih cepet sih menurutku. Soalnya kayak saya kan dari sini kan biasanya lanjut KRL juga ya. KRL sama MRT ini dua-duanya mesin scanner-nya yang lama agak butuh waktu dari JakLingko. Kalo JakLingko paling cuma 1-3 detik lah. Kalo yang lama itu bisa sampe 5 detik, 7 detikan sih,” papar Wahyu.
“Mungkin kalo dari sisi ergonomis yang saya bilang tadi itu perlu ada perbaikan mungkin ya buat kenyamanan pengguna juga, user kan,” imbuhnya.
Pengalaman serupa dialami Dwi (24). Menurutnya, selain posisi reader JakLingko yang berdiri, layar yang kecil juga membuatnya kesulitan melihat sisa saldo kartu elektroniknya.
“Sesungguhnya iya. Karena jadinya aku juga jadi ga inget berapa saldo aku, sisa saldo aku, karena langsung lihatnya cuma ijonya aja kan. Dan juga itunya kan kecil ya. Kalo yg di layar itunya kan gede, langsung kliatan sisa saldonya,” kata Dwi.
Meski demikian, Dwi mengaku tidak masalah jika ada perubahan reader kartu elektronik bank. Menurutnya, perubahan yang terjadi tidak signifikan.
Pada peralihan tahap 1 ini, tap in pada reader JakLingko akan diterapkan di 4 stasiun MRT Jakarta yakni ASEAN, Blok A, Haji Nawi, dan Cipete Raya. (Gisella Previan Laoh/detikcom)
|
“Perbedaannya nggak signifikan ya. Maksudnya kayak nggak yang beda tempatnya nggak jauh banget, dan metodenya juga nggak beda. Jadi ya sebenernya (lokasi tap in) mana aja nggak masalah,” ujarnya.
Namun, Dwi merasa lebih mudah menggunakan reader MRT yang lama. Atas perubahan yang terjadi, dia mengatakan akan beradaptasi dengan peralihan ini.
“Sebenernya kalo aku sendiri ngerasa nggak signifikan banget ya perbedaannya, paling ya kesulitannya ngecek saldo di kartunya. Cuma kalo misalnya ngecek saldo kan bisa aja kalo HP kita NFC bisa cek mandiri lah. Cuma kalau misalnya, lebih mudah kalau pake yang kemaren sesungguhnya. Ya karena belum terbiasa aja sih,” tutur dia.
(jbr/imk)