Jakarta –
Video antarwarga cekcok gegara ditegur pemuda saat membangunkan sahur di Depok viral di media sosial. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengatakan jika ada yang terganggu saat ada kegiatan membangunkan sahur sebaiknya disampaikan baik-baik.
Ketua PBNU, Fahrur Rozi, menyebut membangunkan orang untuk sahur itu baik. Namun, kegiatan itu juga harus dilakukan dengan cara baik.
“Pada asalnya, hukum membangunkan orang lain untuk makan sahur itu baik. Sebagaimana membangunkan orang yang tidur untuk melakukan salat. Namun harus dilakukan dengan cara yang baik,” kata Gus Fahrur, Selasa (25/3/2024).
Menurutnya, masyarakat Indonesia sudah memahami soal ada tradisi membangunkan sahur. Tradisi itu pun disebut bukan hanya ada di Indonesia, tapi di beberapa negara mayoritas muslim lain.
“Masyarakat Indonesia saya kira sudah paham dengan tradisi patroli sahur, dan bisa menerima dengan baik seperti di berbagai negara lain,” katanya.
Jika ada masyarakat yang merasa terganggu, lanjutnya, harus disampaikan dengan baik agar tidak bertengkar. Dia mengingatkan agar antarwarga harus saling menghormati.
“JIka ada yang merasa terganggu, ya silakan bicara baik-baik, dan tidak perlu bertengkar. Masing-masing harus saling menghargai dan bisa menjaga harmoni agar tidak mengganggu,” katanya.
Cekcok Antarwarga di Depok
Viral di media sosial seorang pria berinisial K menegur sekelompok pemuda yang membangunkan sahur di Sawangan, Depok, Jawa Barat, hingga terjadi cekcok antar warga. Saat ini masalah tersebut telah diselesaikan secara damai.
Kapolsek Bojongsari Kompol Yefta Ruben mengatakan peristiwa itu terjadi itu terjadi pada Minggu (24/3), pukul 03.00 WIB di Pasir Putih, Sawangan, Depok. Mulanya, satu keluarga heran karena sekelompok pemuda tersebut dua kali berkeliling saat sahur. Warga yang mengontrak, inisial K, menegur para pemuda tersebut.
“Saudara K menegur warga yang sedang membangunkan sahur dengan berkata ‘Kok sampai dua kali muter kelilingnya’,” kata Yefta Ruben dalam keterangan yang diterima, Selasa (26/3).
Sekelompok pemuda yang membangunkan sahur itu pun merasa tersinggung karena perkataan K. Kemudian keributan terjadi antarwarga.
“Kemudian karena warga merasa tersinggung dengan perkataan tersebut maka terjadilah keributan dan kejadian seperti yang viral di media sosial tersebut,” tuturnya.
(aik/jbr)