Seorang wartawan berinisial PIS (26) menjadi korban penipuan berkedok penjualan pakaian secara online dengan total kerugian mencapai Rp 66,3 juta. PIS mengatakan kejadian itu bermula saat dirinya membeli pakaian import secara online dengan harga Rp 400 ribu.
“Berawal dari transaksi online tanggal 16 Maret 2024, saya membeli pakaian online dari akun Instagram fashion_women.id dengan nominal Rp 400.000 dengan mentransfer ke rekening BNI,” kata PIS kepada wartawan, Senin (1/4/2024).
PIS mengatakan pihak penjual menyebut ada permasalahan izin lantaran baju yang hendak dibelinya merupakan barang import. Namun, PIS sudah terlanjur membayar baju senilai Rp 400 ribu tersebut.
“Akan tetapi, pengiriman mengalami permasalahan izin karena pakaian merupakan barang import, sehingga saya tidak menerima pakaian tersebut hingga saat ini,” ujarnya.
Dia lalu menghubungi admin akun Instagram fashion_women.id yang merupakan toko tempatnya membeli baju tersebut. Dia meminta duit yang telah dibayarkannya dikembalikan (refund) lantaran baju yang dibayarnya tak kunjung diterima.
“Dalam mengurus permasalahan izin, saya sempat kontak dengan sosok diduga owner atas nama Anita (0882-0229-99185) yang saat ini sudah tidak bisa dihubungi, nomor dihapus/dinonaktifkan. Akhirnya, saya kembali mengontak nomor WA yang tertera di instagram fashion_women.id, yakni 0853-4394-4122 selaku admin pada 30 Maret 2024. Melalui obrolan tersebut, saya meminta refund sebesar Rp400.000 dan admin juga sepakat melakukan refund,” ujarnya.
Dia mengatakan admin akun Instagram itu awalnya sepakat untuk melakukan refund pembayaran. Dia mengaku lalu diminta menghubungi bendahara toko tersebut.
“Pada akhirnya, saya diminta untuk menghubungi bendahara toko dengan nomor WA 0822-4537-9070,” ujarnya.
PIS menuturkan bendahara toko itu menyebut ada sistem refund khusus lantaran baju yang dijual merupakan hasil import. Dia diminta untuk mengirimkan uang lebih dulu sebagai bagian dari proses refund.
“Bendahara toko tersebut mengatakan tokonya memiliki sistem refund tersendiri karena merupakan barang import, di mana saya harus memasukkan kode yang diberikan oleh Bendahara toko dalam transaksi berupa transfer,” ujarnya.
Dia mengatakan bendahara itu memberikan nomor acak yang ternyata merupakan nominal yang harus di-transfer. Dia mengaku percaya lantaran bendahara toko juga memberikan bukti video berisi proses refund.
“Dia bilang ke aku mereka refund pakai sistem khusus gitu di komputernya karena mereka jual beli import which is awalnya aku dikasi nomor acak yang harus kumasukin ke mbanking gitu dan ternyata nomor acak itu nominal transfer,” kata PIS.
“Aku awalnya udah merasa aneh, sayangnya kesalahanku adalah aku percaya pas dia ngasih banyak video bukti dari proses refund sebelumnya yang berhasil, aku nonton videonya beberapa kali untuk mastiin dan akhirnya aku percaya itu sistem mereka,” ujarnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.