Ilustrasi.
JAKARTA – Di saat jutaan orang mengantisipasi terjadinya gerhana Matahari total pekan depan, para ilmuwan memfokuskan perhatian mereka kepada hewan-hewan terbang, selama fenomena tersebut.
Sebuah tim peneliti dari Cornell Lab of Ornithology akan terus mengamati burung, kelelawar, dan serangga, setelah makhluk-makhluk ini menunjukkan perilaku yang cukup aneh selama gerhana matahari total terakhir di Amerika Utara.
“Saat matahari terbenam, biasanya terdapat pergerakan besar yang menunjukkan serangga, burung, dan kelelawar turun ke tanah untuk bermalam atau baru memulai aktivitas malam hari,” kata Andrew Farnsworth, penulis senior studi tentang perilaku hewan terbang pada gerhana 2017, dalam sebuah pernyataan yang dilansir IFL Science.
“Selama gerhana 2017, kami melihat penurunan jumlah serangga terbang, burung yang terbang – tetapi kami tidak melihat pola pergerakan yang khas saat hari gelap di malam hari.”
Gerhana yang akan datang memberi tim kesempatan untuk mengembangkan temuan ini. Untuk melakukan hal ini, mereka berencana menggunakan stasiun radar cuaca di seluruh jalur totalitas di Amerika Serikat (AS) untuk mengukur aktivitas udara. Dengan menghilangkan sinyal dari peristiwa cuaca, mereka dapat mengukur pergerakan hewan terbang – seperti burung – selama total waktu tiga hingga empat menit.
Kemudian, saat matahari terbenam, mereka akan mengukur aktivitas lagi untuk membandingkan perubahan perilaku apa pun selama gerhana total dengan aktivitas biasanya sebagai respons terhadap perubahan tingkat cahaya. Hanya terdapat delapan stasiun di sepanjang rute gerhana pada 2017, dibandingkan dengan 13 stasiun pada saat ini, sehingga diharapkan mereka dapat memperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai perbedaan yang ada.