Jakarta –
Aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh karyawan bank keliling atau koperasi simpan pinjam (Kosipa) terhadap seorang ustaz warga Kecamatan Saketi Pandeglang, Banten berujung pada sweeping ormas ke kantor-kantor Kosipa di Pandeglang. Polda Banten meminta kepada masyarakat menjaga agar situasi tetap kondusif.
“Saya mengajak kepada seluruh tokoh ulama dan tokoh masyarakat yang berada di wilayah Banten agar bersama-sama kita menjaga kondusifitas, khususnya di bulan Ramadhan ini. Saya yakin masyarakat kita mampu melewati hal seperti ini, dan saya ucapkan terimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada Polda Banten untuk mengusut tuntas masalah ini,” kata Kapolda Banten Irjen Abdul Karim dari keterangan tertulis yang diterima, Kamis (4/4/2024).
Ia meminta pengeroyokan tersebut jangan dikaitkan dengan persoalan sara. Ia berjanji bakal menindak tegas para pelaku.
“Bahwa kejadian tersebut merupakan oknum dan tidak ada unsur sara dan lainnya. Polda Banten akan menindak tegas para pelaku penganiayaan,” katanya.
Ia mengatakan perusahaan Kosipa para pelaku tidak memiliki izin resmi dari OJK. Ia memastikan bakal membubarkan usaha Kosipa atau bank keliling ilegal yang ada di Banten.
“Jika masih ditemukan, Kami akan menindak secara tegas dengan memproses secara hukum sesuai perundang-undangan yang berlaku,” tegasnya.
Dalam perkara ini, polisi telah mengamankan enam orang pelaku pengeroyokan. Polisi juga menegaskan masih terus melakukan pengejaran.
Diketahui sebelumnya, sebuah video diduga bank keliling atau anggota koperasi simpan pinjam (kosipa) yang melakukan pemukulan ke nasabah viral di media sosial. Video berdurasi 24 detik itu memperlihatkan warga yang mengenakan sarung dipukuli dengan helm oleh lima orang.
Kosipa adalah seorang ustaz di Kecamatan Saketi, Pandeglang bernama Muhyi. Pengeroyokan terjadi pada Minggu (31/3) kemarin.
(dek/dek)