Jakarta –
Memasuki H-5 Lebaran, kondisi di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, ramai pemudik. Bukan hal baru jika di sejumlah stasiun terdapat banyak porter bertebaran, apalagi menjelang musim lebaran.
Seorang porter Stasiun Pasar Senen, Indodo (44) menjajaki dunia pekerjaan di bidang jasa ini selama 20 tahun. Dari sekian pekerjaan yang pernah ia geluti, pekerjaan porter menjadi pekerjaan yang membuatnya nyaman.
“Terakhir bekerja di sini di Stasiun Pasar Senen. Jadi nggak pindah-pindah lagi. Dulu sempat pindah-pindah, jualan, jadi buruh kuli. Sekarang terakhir di sini sampai umur 45 tahun,” kata Indodo kepada detikcom di Stasiun Pasar Senen, Jumat (5/4/2024).
“Ya karena nyaman. Satu gak ada ikatan, lebih luas dalam bergaul. Nggak ada ikatan lah,” sambungnya.
Seperti halnya para porter lain di Stasiun Pasar Senen, Indodo tampak mengenakan seragam berwarna merah dan bertuliskan Porter di sebelah dada kirinya dan namanya di sebelah kananya.
Indodo pun membagikan cerita suka duka 20 tahun menjadi porter di Stasiun Pasar Senen kepada detikcom. Dia mengatakan pernah cedera saat membawa barang penumpang di Stasiun Pasar Senen.
Kejadian itu terjadi pada tahun 2022. Ia terpaksa meminta tolong teman porter lainnya untuk menggantikannya membawa barang tersebut.
“Pernah (cedera) karena bawa beras. Tahun 2022. Sampe saya minta tolong ke teman saya buat bawain. Jadi saya alihkan. Kalo dipaksain nanti saya parah (sakitnya),” imbuhnya.
Selama 3 hari Indodo harus beristirahat akibat cedera membawa barang berat. Bagaimana tidak, barang yang dibawa Indodo itu adalah berasa yang beratnya mencapai 50 kg lebih. Dia pun langsung pergi ke tukang urut agar cedera nya itu dapat segera pulih.
“Setelah itu saya pulang, langsung urut. Trus istirahat dulu biar pulih. Jadi istirahat 3 hari lah,” ujarnya.
“Beras 40 kg sampe 50 kg lebih lah. Namanya aja orang dari kampung bawa oleh-oleh,” tambahnya.
Meski begitu, Indodo enjoy dengan pekerjaannya saat ini. Bahkan, ia pernah meraup Rp. 1 juta dalam satu hari.
“Paling sedikit bisa 200 ribu, itu kalo rame. Ya paling 300 lah,” tuturnya.
“Ya kalo dulu bisa sampe 1 juta, pas tahun sebelum corona,” pungkasnya.
(aik/aik)