Bogor –
Longsor di Km (Kilometer) 64 Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), Jawa Barat, berdampak pada peningkatan volume kendaraan di jalur arteri. Di kawasan Cigombong, Kabupaten Bogor, terjadi kepadatan hingga jalur alternatif kemarin malam hingga dini hari.
“Jadi gini, semalam puncaknya. Memang tadi malam padat, antrean mengekor sampai ke dalam tol kurang lebih sekitar 500 meter. Karena di Cicurug bubaran pabrik kebetulan, sama hari terakhir kendaraan besar boleh melintas di tol atau jalan arteri,” kata Kapolsek Cijeruk Kompol Hida Tjahjono, saat dihubungi, Sabtu (6/4/2024).
Kepadatan mulai terjadi selepas waktu Magrib atau buka puasa. Bahkan pihak kepolisian sampai melakukan rekayasa sistem satu arah atau one way dari Bogor ke Sukabumi.
“Tadi malam memang crowded sehingga kita melakukan rekayasa di exit Tol Cigombong sampai sekitar jam 01.30 WIB karena memang padat banget. Tapi, kalau pagi hari ini sampai sore, karena aktivitas kendaraan besar sudah (dihentikan), pabrik dan perusahaan sudah selesai, alhamdulillah walaupun ada peningkatan, tetap normal,” terangnya.
Hida mengatakan pemudik yang melewati jalur Bogor-Sukabumi di Cigombong mulai terlihat. Dia memprediksi, pada malam takbiran nanti, volume kendaraan akan meningkat dan berpotensi terjadi kepadatan.
Dia mengimbau pengendara untuk selalu berhati-hati. Pemotor yang mengarah ke Sukabumi bisa juga melewati jalur alternatif via Batutulis.
“Kita waspadai nanti puncak keduanya kita prediksi malam takbir H-1 masih ada pemudik lokal. Rata-rata menggunakan jalur arteri sepeda motor. Hati-hati saja karena bakal memadati jalan khususnya Ciawi sampai Sukabumi. Pemotor roda dua ini bisa mengambil jalur alternatif juga. Selain lewat Ciawi, bisa melalui Batutulis keluar di Cigombong,” tuturnya.
Longsor Susulan Tol Bocimi
Diketahui, Wati Nur Farida, warga Kampung Sikup, Cicurug, membenarkan longsor susulan yang terus terjadi di area Km 64 tersebut. Menurutnya, pergerakan tanah menutup aliran sungai di bawahnya.
“Ambruk deui (lagi) longsor deui, tanah bergerak menutup sungai. Kata yang punya kebun, sungai tertutup longsor. Tanahnya maju ke bawah, ada sungai yang tertutup, terbendung. Kebun jadi terendam, Sungai Cileleuy dari gunung besar,” kata Wati melalui sambungan telepon, dilansir detikJabar.
Wati mengatakan longsor memang terus terjadi. Pada Jumat (5/4/2024), tanah juga terus bergerak ke arah jurang. “Saat longsor itu kan ada jurang itu sungai bawahnya itu sejak kemarin memang terus terjadi,” pungkas Wati.
(rdh/zap)