Viral salah satu jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul, Yogyakarta, mengaku menelepon Allah SWT dalam menetapkan 1 Syawal 1445 Hijriah. Pernyataan itu menuai kecaman dari berbagai pihak.
Video pernyataan pimpinan jemaah Aolia viral di media sosial. Pernyataan itu viral bukan karena mereka merayakan lebaran di hari Jumat, tetapi karena ada pengakuan bahwa penetapan lebaran itu atas perintah Allah SWT.
“Saya tidak pakai perhitungan, saya telepon langsung kepada Allah Taala, Ya Allah kemarin tanggal 4 malam 4, ya Allah ini sudah 29, 1 Syawal kapan, Allah Taala hadirko, tanggal 5 Jumat, lah makanya kalau disalahkan orang bagaimana, ya nggak apa-apa urusannya gusti Allah,” ucap orang tersebut menggunakan bahasa Jawa dalam video viral itu.
PBNU Kecam
Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur buka suara terkait pernyataan salah satu jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul. Gus Fahrur meminta jemaah tersebut tidak mempermainkan Islam.
“Fenomena kelompok masyarakat Aolia di Padukuhan Panggang, Gunung Kidul, Yogyakarta, yang berhari raya hari Jumat kemarin dengan dalih tokoh panutan mereka berbicara langsung dengan Allah SWT, ini sungguh memprihatinkan, harus dicegah dan tidak boleh terulang kembali,” ujar Gus Fahrur dalam keterangannya, Sabtu (6/4).
Gus Fahrur mengajak setiap tokoh agama beribadah sesuai ajaran agama Islam yang benar. Dia meminta agar tidak ada yang mempermainkan ajaran Islam dan berdalih telah bicara dengan Allah SWT.
“Kita berharap semua umat Islam khususnya tokoh agama harus beribadah sesuai ajaran agama Islam yang benar, menggunakan ilmu dan akal sehatnya, tidak boleh mempermainkan ajaran agama Islam dan berdalih telah berbicara langsung dengan Gusti Allah SWT,” katanya.
Gus Fahrur mengatakan agama adalah tuntunan dan ajaran yang berlaku untuk masyarakat umum. Karena itu, setiap orang tidak boleh mengaku asal-asalan.
“Maka tidak bisa seseorang secara asal-asalan ngaku sudah komunikasi langsung dengan Gusti Allah. Pengakuan semacam itu tidak sah dan tidak boleh dijadikan dasar tuntunan agama,” ucapnya.
Dia menuturkan dasar ibadah dalam Islam harus sesuai tuntunan syariat yang dipahami dengan ilmu-ilmu standar ajaran agama Islam yang sudah jelas dalil-dalilnya dan garis-garisnya. Menurutnya, semua harus ilmiah, rasional dan dapat diuji keabsahannya oleh masyarakat umum. Dia pun mengimbau agar umat Muslim di Gunungkidul mengikuti anjuran ulama yang benar.
“Kepada saudara kita, masyarakat Muslim Panggang, Gunung Kidul, dihimbau untuk mengambil tuntunan agama Islam dari para ulama yang benar dan dapat menjelaskan dan dapat mempertanggungjawabkan ajarannya sesuai metode nalar syariat Islam yang sah, dan telah diterima oleh masyarakat dunia Islam secara luas,” ucapnya.
“Tidak semestinya masyarakat gampang percaya pada siapa pun yang mengaku punya hubungan khusus dengan Gusti Allah tapi bertindak tanpa ilmu yang berkesesuaian dengan ketentuan-ketentuan syariat Islam, karena Islam adalah agama yang dijalankan berdasarkan ilmu syariat,” imbuhnya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya..