Jakarta –
Menjelang Idul Fitri 1445 Hijriah, pedagang kulit ketupat musiman bermunculan. Salah satunya di sekitar Pasar Palmerah, yang terletak di Jalan Palmerah Barat, Jakarta Barat.
Ahmad, seorang pedagang kulit ketupat musiman, mengaku sudah berjualan H-5 Lebaran. Omzet Ahmad bisa mencapai Rp 500 ribu per hari.
“Saya sudah berjualan dari lima hari sebelum Lebaran, sampai malam takbiran lah di sini,” kata Ahmad, seorang pedagang asal Serang, Banten, dilansir Antara, Senin (8/4/2024).
Ahmad, yang sehari-hari aktif berdagang sebagai ahli dekorasi janur di Pasar Rawa Belong, menuturkan, sebagai pedagang musiman, ia dan pedagang lain membuka lapak bisa sampai malam hari. Di sana terlihat ada lebih dari 30 pedagang kulit ketupat musiman.
“Kalau di sini kami pedagang musiman, tidur dan bangun kerja hari-hari ya di sini. Kan buka terus,” ujarnya.
Adapun barang yang dijual ialah daun janur berwarna kekuningan dan kulit ketupat yang berasal dari daun pohon kelapa muda. Para pembeli yang berminat bisa mengeluarkan dana sebesar Rp 7.000 hingga Rp 10 ribu untuk 10 buah kulit ketupat.
Ahmad memberi harga seikat janur yang berisi sekitar 30-40 daun dapat Rp 5.000 hingga Rp 10 ribu. Ahmad mengungkapkan dalam sehari ia bisa meraup pendapatan sebanyak Rp 500 ribu. Namun terkadang berkurang karena intensitas pembelian yang tidak menentu.
Pedagang lain, Suminta, mengungkapkan pendapatan saat ini sudah jauh lebih baik dibanding pada masa pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu. Menurut dia, selama ada pembatasan saat pandemi COVID-19, hanya sedikit pedagang yang berani menggelar dagangannya, pembeli pun takut untuk melihat-lihat meski hanya dalam waktu yang singkat.
Pasokan barang yang tersedia di Jakarta juga lebih sedikit dibanding pada hari-hari biasa. Akibatnya, pedagang sempat menaikkan harga lebih tinggi seperti 10 kulit ketupat yang dihargai sampai Rp 40 ribu pada masa itu.
Suminta mengatakan kini para pedagang bisa membawa puluhan ribu kulit ketupat dan janur dari pemasok dalam jumlah yang besar secara leluasa, bergantung pada modal yang dimiliki oleh pedagang.
“Tergantung modal yang dipunya ya, kayak saya itu sekarang lagi bawa kulit ketupat dari pemasok yang ada di Serang, Banten beli Rp 3 juta. Kalau buatnya sehari-hari sesuai keuletan saja ya. Saya biasa bisa jadi 1.000 kulit ketupat per hari,” ucap Suminta.
Sementara itu, pembeli bernama Dina merasa senang berkunjung ke sentra kulit ketupat tersebut. Selain harganya relatif murah, lokasinya cukup dekat dari rumahnya.
“Ini saya beli ketupat per 10 bijinya dikasih harga Rp 7.000. Saya beli dua ikat, beli di sini karena harganya lebih murah ya, kalau di tempat lain itu bisa beda Rp 2.000 sampai Rp 3.000. Dari rumah jaraknya juga lumayan dekat,” kata Dina.
(dek/imk)