Jakarta –
Polda Metro Jaya mencatat masih banyak pemudik yang melanggar Surat Keputusan Bersama (SKB) mudik Lebaran 2024. Sebanyak 3.800 pemudik tercatat melanggar aturan ganjil-genap (gage) selama arus mudik.
“Untuk pembatasan SKB sesuai ganjil genap, Polda Metro Jaya meng-capture pelanggaran ada sekitar 3.800 pelanggaran yang tidak sesuai dengan tanggalnya yaitu kendaraan ganjil ya harus memakai tanggal ganjil, tanggal genap menggunakan kendaraan genap. Ini untuk pelaksanaan mudik,” kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (9/4/2024).
Latif mengatakan pihaknya juga mengamankan 7 angkutan barang yang bandel selama arus mudik. Dia mengatakan angkutan barang itu diamankan di Km 29 Tol Jakarta-Cikampek (Japek).
“Untuk sesuai dengan SKB memang masih ada kendaraan barang yang kita amankan untuk tidak menghambat, yaitu ada beberapa kemarin yang sudah kita jaring ada 7 kendaraan yang kita kantongi di Km 29,” ujarnya.
193 Juta Orang Bakal Mudik Lebaran
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya membeberkan angka perkiraan pemudik Lebaran 2024. Dia mengatakan sebanyak 193 juta orang akan melakukan mudik tahun ini. Dari total jumlah tersebut, ada 28,4 juta di antaranya berasal dari Jabodetabek.
“Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Transportasi (BKT), terdapat tren peningkatan potensi pergerakan masyarakat secara nasional pada masa lebaran 2024 yaitu sebesar 71,7% dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 193 juta orang,” kata Budi dalam jumpa pers virtual persiapan mudik 2024, Minggu (17/3).
Sementara itu, sebanyak 28 juta orang diperkirakan akan meninggalkan Jabodetabek. Budi menyebut pemudik Lebaran tahun ini akan meningkat.
“Dari angka tersebut sebesar 14,6 persen atau 28,4 juta orang penduduk Jabodetabek akan melakukan perjalanan di masa mudik Lebaran 2024, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat kecenderungan peningkatan minat masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik Lebaran 2024 dibandingkan tahun 2023 sebesar 45,8 persen atau 123 juta orang,” katanya.
(mib/dek)