Jakarta –
Hujan meteor Lyrid akan terjadi pada bulan April 2024. Hujan meteor merupakan salah satu fenomena astronomi yang indah untuk diamati terutama pada malam hari. Hujan meteor Lyrid ini merupakan fenomena hujan meteor kedua di tahun 2024.
Fenomena hujan meteor Lyrid diprediksi akan terjadi dengan puncaknya pada tanggal 21-22 April 2024. Lantas kapan waktu terjadinya hujan meteor Lyrids April 2024 dan bagaimana cara mengamatinya? Simak informasi selengkapnya berikut ini:
Puncak Hujan Meteor Lyrid: 21-22 April 2024
Fenomena hujan meteor Lyrids puncaknya diprediksi akan terjadi pada tanggal 21-22 April 2024. Menurut data dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), di Indonesia akan berlangsung pada tanggal 22 April 2024 dan bisa diamati setelah rasi Lyra yang jadi arah datangnya, terbit pukul 22.08 WIB.
Hujan meteor Lyrid adalah hujan meteor yang berasal dari debu ekor komet Thatcher C/1861 G1. Setiap tahun, hujan meteor Lyrid berlangsung pada bulan April dan bisa diamati setelah rasi Lyra yang jadi arah datangnya. Saat terjadi hujan meteor Lyrid, Bulan cembung besar tampak sepanjang malam.
Waktu terbaik untuk mengamati fenomena hujan meteor Lyrid adalah mulai tengah malam ketika arah datang Lyrid sudah cukup tinggi sekitar 30º di atas horison. Intensitas maksimum pengamatan hujan meteor ini adalah mencapai 18 meteor per jam yang bergerak dengan kecepatan 49 km per detik.
Dikutip dari situs Edukasi Sains Antariksa LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), titik radian Lyrid terletak di konstelasi Lyra yang sering disebut April Lyrids. Muncul setiap tanggal 16 hingga 26 April. Hujan meteor ini teramati sejak 2600 tahun yang lalu sehingga merupakan hujan meteor paling lama dibandingkan yang lainnya.
Hujan meteor Lyrid (Foto: Dok. Space.com)
|
Cara Mengamati Fenomena Hujan Meteor Lyrid
Menurut Peneliti Ahli Pertama BRIN, hujan meteor terjadi ketika objek langit meteoroid terbakar saat memasuki atmosfer Bumi. Objek tersebut dapat berasal dari sisa komet atau asteroid yang yang juga mengorbit Matahari. Untuk berburu hujan meteor, perlu diperhatikan iluminasi Bulan, puncak kejadian, serta rasi bintang di dekat radian.
Dijelaskan bahwa untuk mengamati hujan meteor dapat dilakukan dengan cara kita mencari tempat yang gelap dan berpandangan luas (tidak ada bangunan tinggi) bisa pegunungan atau pantai. Jika bisa berdiri di bawah radian di belahan manapun maka hujan meteor dapat terlihat lebih banyak.
Sebagai informasi, hujan meteor adalah meteor yang jatuh dan melewati permukaan Bumi dalam jumlah banyak, sehingga dari permukaan Bumi akan dilihat oleh manusia sebagai hujan yang turun. Hujan meteor terjadi ketika bumi melintasi dekat orbit sebuah komet melalui serpihannya.
Hujan meteor terjadi karena meteoroid memasuki atmosfer bumi dengan kecepatan tinggi. Meteor yang menabrak bumi atau objek lain dapat membentuk kawah meteor atau impact crater. Meteor atau bintang jatuh umumnya hanya sebesar sebutir pasir dan hampir semuanya hancur sebelum sampai permukaan Bumi.
(wia/imk)