Jakarta –
Sopir bus Maya Gapura Intan (MGI) yang viral lantaran cekcok dengan pemobil di tol Bocimi diberi sanksi oleh pihak pengelola bus. Sopir inisial A itu kini dilarang mengangkut penumpang dan dinonaktifkan sementara.
“Sopir disanksi, untuk pembelajaran juga. Iya lah (ngga boleh angkut penumpang), itu kan bentuk sanksi dari kita supaya tidak terulang lagi, jadi contoh lah buat sopir bus lain. Kita di jalan harus sabar, harus mengalah, saya juga tidak membenarkan sopir seperti itu kan,” kata Kepala Depo Pool Bus MGI Pelabuhanratu, Sukabumi Gilang Sahrur Ramadhan dihubungi, Minggu (21/4/2024).
“Sementara kita nonaktifkan dulu, untuk tindaklanjutnya nanti belum dikomunikasikan lagi sama bagian operasional, intinya sementara dinonaktifkan dulu,” imbuhnya.
Gilang mengatakan, pihaknya meminta maaf kepada semua pihak terkait viral sopir bus terlibat cekcok dengan pemobil di tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi).
“Terlepas dari salah atau benar karyawan saya, bus MGI, saya perwakilan perusahaan meminta maaf soal kejadian kemarin di exit tol Bocimi. Intinya saya dari managemen pool Pelabuhanratu meminta maaf atas kejadian tersebut,” kata Gilang.
“Mudah-mudahan ini jadi pembelajaran buat kami supaya ke depan lebih baik lagi, supaya tidak terulang lagi kejadian seperti ini,” imbuhnya.
Sebelumnya, pihak pengelola bus Maya Gapura Intan (MGI) angkat bicara terkait viral sopir bus cekcok dengan pemobil di exit tol Cigombong Tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi). Pihak pengelola mengungkapkan kronologis kejadianya.
“Betul (pria viral cekcok di tol adalah sopir bus MGI), inisial A. Itu sopir baru kisaran kurang lebih tiga bulan,” kata Kepala Depo Bus MGI Sukabumi, Gilang dihubungi Minggu (21/4/2024).
Gilang mengatakan, peristiwa terjadi ketika bus dalam perjalanan dengan rute Bogor-Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Saat itu bus baru keluar tol melalui exit Cigombong.
“Itu awalnya memang keluar gerbang tol, bis kita itu (MGI) kan posisi di depan, ini keterangan dari awak bus, kemudian bus ke kiri jalan. Awalnya si sopir minta jalan lah, maksudnya biar ngalah (mobil) yang belakang, bis mau masuk ke kanan jalan,” kata Gilang.
“Mungkin ada kesalahan fahaman, dari kedua belah pihak tersebut emosi kemudian terjadi cekcok itu, mungkin ya. Jadi ini kesalahfahaman, jadi dua- duanya tersebut emosi lah, tidak terkontrol,” imbuhnya.
(dek/dek)