Jakarta –
Polisi menyampaikan toko bingkai lokasi kebakaran di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan memiliki APAR di lantai atas. Namun, APAR tersebut tidak dipakai saat kejadian kebakaran.
“Kalau APAR ada di lantai atas. Tapi nggak kepakai. Posisinya pun tidak berpindah,” ujar Wakasat Reskrim Polres Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi kepada wartawan, Senin (22/4/2024).
Polisi juga mengatakan bangunan itu tidak memiliki emergency exit untuk evakuasi penghuni. Imbasnya tujuh orang meninggal dunia usai terjebak di lantai atas.
“Jadi kalau dari keterangan tempat kerja, tempat tinggal juga. Kami tidak lihat ada emergency exit. Artinya pintu keluar pintu masuk itu hanya bersumber dari depan,” katanya.
Toko bingkai itu hanya memiliki satu tangga untuk akses naik turun serta satu jalan keluar masuk. Gedung dengan luas 20 x 8 memiliki lima lantai dengan satu akses naik turun.
“Memang saat Jumat malam itu kondisi api besar di pintu depan. Keluar masuk harus lewat pintu depan. Itu adalah kendala korban tidak bisa keluar karena api besarnya di pintu masuk,” ujar Yossi.
“Kalau tadi saat Puslabfor Mabes Polri masuk bersama tim penyidik untuk naik turun ke lantai lain itu bisa berjalan dengan lancar, tidak ada halangan,” imbuhnya.
Polisi masih mendalami terkait apakah korban sempat berusaha keluar atau turun dari lantai atas.
“Kami masih dalami apakah saat kejadian ada upaya korban untuk berusaha keluar atau tidak. Karena yang mengetahui pasti itu adalah saksi-saksi yang ada benar-benar di lokasi kejadian yang saat ini belum stabil kesehatannya,” sambungnya.
Dalam olah TKP itu Puslabfor dan penyidik kepolisian telah memeriksa semua isi gedung. Yossi menyebut jika gedung itu ternyata ada lima lantai plus basement.
“Ini jadi metode yang digunakan puslabfor untuk mapping TKP, mulai dari pintu masuk kemudian setiap sudut ruangan di gedung ini. Nanti dari puslabfor akan membuat sketsa TKP yang dicocokkan dengan sampel-sampel tadi untuk sampai ke kesimpulan,” ucapnya.
(idn/idn)