Jakarta –
Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Setda DKI Jakarta Afan Adriansyah Idris mengungkap luasan RW kumuh mengalami pengurangan menjadi 9,22 persen. Turunnya kawasan kumuh di Jakarta tercatat sejak 2018-2023.
Hal tersebut disampaikan Affan dalam rapat pembahasan LKPJ Gubernur DKI Jakarta 2023 bersama Komisi D DPRD DKI Jakarta di Grand Cempaka Resort, Jalan Raya Puncak, Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/4/2024). Adapun, penataan RW kumuh dilakukan dengan menerapkan program Comunity Action Plan (CAP) serta program Collaborative Implementation Program (CIP).
“Pemprov DKI melalui program CAP-CIP ini sudah mengurangi luasan RW kumuh dari 2018-2023 sebanyak 16,45 persen menjadi 9,22 persen,” kata Affan saat menyampaikan pemaparan dalam rapat.
Bahkan, kata dia, program penataan permukiman kumuh melebihi target. Kendati begitu, sukses atau tidaknya suatu program akan ditentukan melalui hasil evaluasi Badan Pusat Statistik (BPS) mendatang.
“Berkurangnya RW kumuh dari 2018-2023 dari target 200 RW kami bisa merealisasikan 220. Tapi kembali lagi, bahwa kita kan harus jelas baselinenya, baseline awalnya adalah dari evaluasi RW kumuh, berarti nantinya yang akan menjawab apakah ini sukses atau enggak adalah evaluasi BPS untu RW kumuh berikutnya,” terangnya.
Pada akhir 2022 lalu, Bappeda DKI Jakarta melalukan uji petik terhadap program CIP di wilayah Jakarta Timur. Dari 21 RW yang diambil sampel, 4 RW tak mengalami perubahan. Namun 17 RW lainnya mengalami perubahan status kekumuhan usai program CIP diterapkan.
“Ini adalah uji petik, namun demikian untuk kita bisa tahu hasil yang akurat nanti akan dijawab tahun depan melalui evaluasi BPS. Semoga bisa terlaksanakan telat waktu sehingga apa outcome dari kita alokasikan anggaran untuk CIP tersebut,” imbuhnya.
(taa/idn)