Ilustrasi.
JAKARTA – Membuat telur rebus adalah sebuah pekerjaan sederhana yang tampaknya bisa dilakukan di mana saja asalkan kita bisa merebus air dan telur. Namun, ternyata telur rebus tidak bisa dibuat di titik tertinggi di Bumi dari permukaan laut, di Gunung Everest.
Hal ini berkaitan dengan hukum termodinamika, yang juga berdampak pada penyiapan makanan dan minuman di banyak tempat di seluruh dunia.
Jadi apa yang menyebabkan kita tidak bisa membuat telur rebus di Everest? Tekanan atmosfer adalah jawabannya.
DIlansir IFL Science, di permukaan laut, air mendidih pada suhu 100°C, yang merupakan titik didihnya, tetapi titik didih ini ternyata tidak selalu tetap. Pada tekanan yang berbeda, titik didih juga berubah. Semakin tinggi Anda berada di atas permukaan laut, semakin rendah suhu yang diperlukan untuk mendidihkan air.
Anda dapat menggunakan kalkulator untuk mengetahui titik didih yang tepat di lokasi Anda, namun sebagai perkiraan praktis, untuk setiap ketinggian 300 meter suhu didih turun sebesar 1°C.
Kota La Rinconada adalah pemukiman permanen tertinggi yang dihuni di dunia dengan ketinggian sekira 5.052 meter. Di sana, air mendidih pada suhu 82,8°C, yang masih cukup baik untuk merebus telur tetapi suhu tersebut di bawah suhu ideal untuk membuat kopi – meskipun Anda masih bisa membuatnya.
Puncak Gunung Everest jauh lebih tinggi dari La Rinconada. Letaknya 8.849 meter di atas permukaan laut, dengan sekira sepertiga tekanan atmosfer. Akibatnya, suhu didih air di sana turun menjadi 68°C. Suhunya masih cukup panas untuk menyebabkan luka bakar parah, namun tidak lagi cukup panas untuk memasak telur sepenuhnya.