Jakarta –
Kalimantan adalah pulau eksotis dengan gugusan hutan hujan tropis yang terus mengungkap keajaiban, seiring semakin banyaknya spesies dan habitat yang terus ditemukan di sana. Kesadaran akan Keanekaragaman hayati dari pulau yang di dalamnya terdapat 3 negara (Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam) itu mendorong inisiatif konservasi lintas batas, ‘Heart of Borneo’.
Usaha menjaga kelestarian hutan kalimantan menjadi salah satu isi pembicaraan dalam pertemuan bilateral antara Indonesia dengan negeri jiran, Malaysia, di sela gelaran Forum PBB untuk Hutan atau United Nation Forum on Forest di New York, Amerika Serikat. Dalam pertemuan itu, Indonesia dipimpin Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Alue Dohong.
Sementara Malaysia diwakili Menteri Menteri Sumber Daya Alam dan Kelestarian Lingkungan, Nik Nazmi Nik Ahmad. Indonesia dalam hal ini mencari titik temu dan kembali mengkaji Heart of Borneo yang sudah digagas sejak 17 tahun yang lalu.
“Nah, saya bilang di Indonesia kita lagi mereview HoB (Heart of Borneo) itu, karena apa? ada kebijakan-kebijakan baru di Indonesia yang kita keluarkan”, jelas Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong, Rabu (8/7/2024).
Foto: Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Alue Dohong dan Menteri Sumber Daya Alam dan Kelestarian Lingkungan Malaysia, Nik Nazmi Nik Ahmad di Forum PBB untuk Hutan atau United Nation Forum on Forest di New York, Amerika Serikat (Idham/detik)
|
Kebijakan-kebijakan yang dimaksud berkaitan dengan upaya Indonesia dalam mengakselerasi pembangunan berbasis hutan untuk mencapai target pengurangan emisi karbon dan meningkatkan kemanfaatan sebesar-besarnya bagi masyarakat di wilayah RI.
“Kita melihat bagian itu juga bagian lokasi kita ingin mencapai (target) FOLU Net Sink 2030, kita juga sudah menginisiasi yang namanya Industrial Green Park di Kaltara, jadi bagaimana kita membangun energi baru-terbarukan dari hydropower di Sungai Kayan, di Sungai Besar-Besar di Kalimantan Utara, tentu kaitan juga dengan wilayah hutan di situ, dan yang ketiga saya bilang terkait dengan Ibu Kota Negara Baru, IKN, di Kalimantan Timur, di mana visi kita adalah Forest City Sustainable and Smart City,” papar Alue Dohong yang memimpin delegasi Indonesia pada gelaran UNFF tahun ini.
Kawasan Heart of Borneo mencakup sekitar 22 juta hektar atau sekitar 30% dari total luas pulau. Dari luasan tersebut, lebih dari separuhnya berada di wilayah Indonesia. Tidak ada batas fisik dari cakupan wilayah Heart of Borneo, tetapi ini lebih merupakan batas maya yang digunakan sebagai dasar kerja bagi upaya konservasi dan pembangunan berkelanjutan di kawasan tersebut.
(ids/dek)