Jakarta –
Banjir bandang di wilayah Sumatera Barat (Sumbar) menelan 44 korban jiwa. BNPB menyinggung adanya alih fungsi di dekat aliran sungai dari Gunung Marapi yang memperbesar dampak banjir bandang.
“Bahwa ketika ada lembah dengan sungai seperti ini maka pada kondisi tertentu akan ada debit air yang sudah ada loh debit banjir 30 tahun, 50 tahun lebih besar, maka air ini butuh ruang untuk melimpas, artinya ketika dia punya ruang sebelum menggapai jalan ini ditumbuhi oleh pepohonan itu ketika dia melintas itu efeknya sampai di jalan itu akan tipis, kecil,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Abdul Muhari, dalam konferensi persnya, Senin (13/5/2024).
Abdul mengatakan pada tahun 2013, di sekitar aliran sungai masih banyak area yang ditumbuhi pepohonan. Namun pada tahun 2024, sudah banyak didirikan tempat pemandian dan sebagainya hingga aliran banjir deras ke wilayah pemukiman warga.
“Akan berbeda kemudian kalau pohonnya, kita konversi 2014, mulai ada tempat pemandian, itu dipangkas, kemudian lahannya dibuka dan semakin menyempit juga untuk pergerakan air tersebut, ini sangat banyak, tentu saja kita tidak bisa menghalangi bahwa oh itu aktivitas ekonomi masyarakat tapi kita harus benar-benar memperhatikan aktivitas ekonomi ini berdampak kepada lingkungan atau tidak,” katanya.
“Sehingga kalau kita lihat ini ada pemandian, alih fungsi, yang kemudian memangkas daerah buffer tadi. Kalau kita lihat sebelumnya ini 2013, 10 tahun lalu, itu masih sangat-sangat ditumbuhi oleh pohon yang cukup lebat, artinya kalaupun terjadi debit air yang sangat luas dia tidak akan langsung berdampak untuk menghantam bagian tebing jalan,” tambahnya.
44 Orang Meninggal
BNPB menyampaikan perkembangan bencana banjir bandang di wilayah Sumatera Barat (Sumbar). Kini tercatat sebanyak 44 korban meninggal dunia akibat bencana ini.
“Update per pukul 13.00 itu jumlah korban meninggal ada 44 jiwa dengan rincian itu di Agam itu 19 meninggal dunia, Tanah Datar 14, Padang Panjang 2, Kota Padang 1, Padang Pariaman 8,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Abdul Muhari, dalam konferensi persnya, Senin (13/5).
Abdul menyebut wilayah Padang Panjang hingga Tanah Datar menjadi wilayah yang paling terdampak. Lantaran wilayah itu dekat dengan aliran sungai.
(azh/idn)