Dua orang pria asal Ukraina dan satu orang WN Rusia ditangkap terkait kasus lab rahasia narkoba di vila kawasan Badung, Bali. Ketiga WNA tersebut mengaku terpaksa menjalankan bisnis ilegal di Bali karena negaranya dilanda perang.
Dalam wawancara dengan detikcom, Senin (13/5/2024), salah satu tersangka WN Ukraina, Mikhayla Volovod (31) mengaku dirinya dan saudara kembarnya Ivan Volovod (31) datang ke Indonesia sejak 2021. Peperangan antara Ukraina dan Rusia membuatnya terpaksa menjalankan bisnis narkoba di Indonesia.
“Saya ke sini karena negara saya perang dengan Rusia. Saya tahu ini ilegal, saya tahu konsekuensinya,” kata Mikhayla.
Mikhayla mengaku ia menjalankan bisnis narkoba ini untuk pertama kalinya. Ia dan saudara kembarnya mulai meracik ganja hidroponik dan mephedrone sejak September 2023.
“Ini pertama kalinya buat saya. Saya terpaksa melakukan ini karena tidak punya pekerjaan, negara saya sedang berperang,” katanya.
Ia mengaku ditawari sebagai koki narkoba oleh seseorang yang dikenalnya melalui internet. Mikhayla mengaku tidak mengenal dan tidak pernah bertemu dengan bosnya.
“Saya tidak tahu (bos saya), kami hanya komunikasi melalui Telegram. Saya hanya disuruh mengerjakan ini. (Harga sewa vila) juga tidak tahu, saya hanya bayak listrik,” imbuhnya.
Mikhayla mengaku siap bersikap kooperatif. Dia mengaku siap buka-bukaan kepada polisi.
“Saya siap memberikan semua informasi kepada polisi. Saya akan bersikap kooperatif. Saat ini saya makan, minum dikasih polisi,” katanya.
Sama halnya dengan Mikhayla, tersangka Konstantin Krutz (WN Rusia) juga mengaku menjadi kurir narkoba jaringan ‘Hydra Indonesia’ di Bali karena peperangan antara Rusia dan Ukraina. Perekonomian yang sulit membuatnya menjalankan peredaran gelap narkoba.
“Saya harus menghidupi keluarga saya. Saya mencari uang dengan cara cepat, saya mencari pekerjaan di internet dan saya menemukan pekerjaan sebagai kurir narkoba,” kata Konstantin.
Perang antara Ukraina dan Rusia membuat Konstantin kehilangan pekerjaan. Ia mengaku bangkrut dan kehilangan aset-asetnya karena perang.
“Saya memiliki perekonomian yang sulit setelah perang Rusia-Ukraina. Perekonomian Rusia anjlok setelah adanya perang, saya juga kehilangan aset-aset di Rusia, saya bangkrut,” ungkapnya.
Selanjutnya komunikasi telegram