Jakarta –
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Pihak keluarga merasa ada kejanggalan terkait laporan bahwa perwira TNI AL asal Sumatera Utara (Sumut) Lettu Laut (K) dr Eko Damara (31) bunuh diri. Dankormar Mayjend TNI Mar Endi Supardi menegaskan dari hasil investigasi melalui digital forensik, Lettu Eko bunuh diri.
“Sebelumnya (almarhum) banyak googling masalah judi online, download aplikasi judi online. Jadi nyambung kenapa yang bersangkutan bunuh diri,” kata Mayjend TNI Mar Endi Supardi di Markas Korps Marinir, Jakarta Pusat (20/5/2024).
Adapun utang milik Lettu Eko terhitung mencapai Rp 819 juta. Dia berutang kepada sesama teman anggota, bank, hingga warung koperasi yang ada di daerah operasi.
“Utang-utangnya di daerah operasi ada Rp 177 juta. Kemudian ada Rp 641 juta, total seluruh hutang Rp 819 juta,” jelasnya.
Endi Supardi tidak bisa memastikan untuk apa utang-utang Lettu Eko. Endi yakin Lettu Eko tak bisa mengembalikan uang yang dipinjamnya.
“Utang almarhum cukup lumayan, di sini ada catatan. Dari teman kedokterannya juga ada sesama dokter, ada dua, teman satgas ada, bank BRI ada, Bank Woori juga ada. Artinya beliau tak sanggup kembalikan, sempat mengelabui dinas, alasannya untuk menutup yang di satuan sebelumnya, ternyata tidak dibayarkan juga. Malah dimasukkan ke rekening BRI yang baru,” jelasnya.
“Akhirnya uang itu tidak berbentuk barang, karena di satgas pun tidak beli apa-apa, di keluarga pun tidak terima apa-apa, digunakan untuk judi online,” lanjut dia.
Di sisi lain, Lettu Eko tertutup terkait uang yang dipinjamnya dari rekan-rekannya. Rekannya merasa percaya kepada teman seperjuangan di daerah operasi.
“Dia tidak bilang, hanya pinjam. Kemudian dikasih, karena sama-sama anggota, seperjuangan, dikasih. Jadi tidak disampaikan untuk apa. Karena beliau juga tertutup sering mengurung diri. Sering dalam kamar,” jelasnya
Kata Endi, Lettu Eko kemungkinan takut atau belum siap membayarkan utang-utangnya sedangkan masa tugas satgas di daerah operasi itu tinggal tiga pekan. Waktu yang sempit itupun membuat Lettu Eko akhirnya bunuh diri.
“Harapannya, petugas di sana bisa mengembalikan, ternyata tidak, waktu semakin habis sehinhga mengambil langkah seperti ini. Ini sangat disayangkan, saya selaku komandan satgas sangat kecewa dengan langkah tindakan almarhum karena kita di sana sedang fokus menangani sparatis, memerangi yang sekarang disebut OPM atau KKB. Semua fokus ke sana, dan di akhir penugasan itu kita ekstra hati-hati, karena saat itu prajurit lengah,” jelas dia.
Masih Bernyawa Sesaat Setelah Tembak Diri
Endi menceritakan Lettu Eko masih bernyawa sesaat setelah menembakkan diri. Dia pun sempat mendapat pertolongan namun akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya.
“Jadi pada hari Sabtu 27 April 2024, sekitar pukul 13.02 WIT, Lettu Laut Eko datang ke ruangan kesehatan, dan memerintahkan Prada Mar Hasan dan Pratu Mar Agus yang ada di tempat tersebut untuk keluar ruangan kesehatan. Karena ruangan tersebut akan dibersihkan Lettu Laut Eko,” jelas Endi saat menceritakan kronologi kejadian bunuh diri Lettu Eko.
Dia melanjutkan, pukul 13.04, sekitar dua menit, Prada Mar Hasan dan Pratu Mar Agus keluar dari ruang kesehatan. Kemudian pukul 13.06, Prada Mar Danu hendak memasuki ruang kesehatan namun ruangan tersebut dalam keadaan terkunci sehingga Prada Mar Danu meninggalkan ruangan tersebut.
Pukul 13.07, terdengar suara letusan senjata satu kali dari dalam ruangan kesehatan. Pada pukul 13.08, Serda Mar Bagus mencoba melihat dari jendela, karena pintunya dikunci. Di sana melihat Lettu Laut Eko sudah dalam keadaan bersimbah darah dengan posisi tubuh bersandar pada dinding ruangan.
“Senjata SS-2 V1 tersandar dengan posisi popor di atas paha sebelah kanan. Kemudian laras senjata menyilang dari kanan ke kiri, ke atas dada dan tangan kanan masih memegang. Artinya dari paha geser ke sini, larasnya di sini (nunjuk kepala kanan). Ditempelkan,” ungkapnya.
Pada pukul 13.09, Praka Mar Pasa dan Pratu Mar Agus mendobrak ruangan kesehatan yang terkunci bersama Koptu Mar Rusmanto. Kemudian didapatkan Lettu Laut Eko sudah dalam keadaan bersimbah darah.
Kemudian Serda Mar Andika masuk ke ruangan kesehatan dan langsung mengamankan senjata, kemudian diikuti KLSAPM Hakim, Prada Mar Hasan, Prata Mar Febriko, dan Lettu Mar Aditiawarman yang langsung memberikan pertolongan pertama kepada Lettu Laut Eko.
“Saat itu masih dalam keadaan hidup atau benyawa. Jadi saat itu masih hidup. Kemudian segera dibawa pada pukul 13.10,” lanjutnya.
Pukul 13.10, Lettu Eko dibawa oleh anggota kesehatan dengan menggunakan kendaraan taktis disampingi Dansatgas Letkol Mar Alex Zulkarnaen, Pasintel Satgas Lettu Mar Andi Subagio. Kemudian pukul 13.15, Lettu Laut Eko tiba di RSUD Dekai dan langsung mendapatkan penanganan medis oleh dokter jaga.
Kemudian pukul 13.38 Dansatgas kembali ke titik Kotis Dekai dengan menggunakan rantis. Pukul 13.42 Dansatgas melaporkan kejadian tersebut kepada satuan atas.
“Kemudian Wadansatgas Mayor Mar Ariono tiba di RSUD Dekai untuk memonitor perkembangan kondisi Lettu Laut Eko. Dan pada pukul 14.00, dokter jaga menyampaikan bahwa Lettu Laut Eko tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia,” ucapnya.
Laporan bunuh diri Lettu Eko sebab terlilit diperkuat dengan ada catatan terakhir dari mendiang yang ditampilkan TNI AL dalam bentuk tangkapan layer catatan ponsel. Dia sempat bercerita bahwa ia tidak mampu membayar utang.
Keluarga Merasa Janggal
Pihak keluarga merasa janggal terkait kematian Lettu Eko. Mereka mengaku menemukan luka lebam hingga bekas sundutan.=
“Itu kita dibuka untuk dikafani ulang, ternyata terdapat kejanggalan kejanggalan menurut kasat mata kami itu janggal, yaitu ditemukan lebam-lebam di badan yang tidak merata. Setelah itu, kita periksa ada juga keanehan seperti bekas sundutan rokok di punggung kiri,” kata paman korban Abdul Sattar, dilansir detikSumut, Senin (20/5/2024).
Abdul mengatakan korban awalnya dilaporkan tewas bunuh diri di dalam kamar mandi pada Sabtu (27/4). Eko merupakan personel Yonkes 1 Marinir yang diperbantukan di Satgas Mobile RI-PNG Yonif 7 Marinir.
Keluarga juga mencurigai soal luka bekas tembakan di kepala korban. Pihak keluarga meminta jasad Eko diautopsi untuk mengungkap penyebab pasti kematiannya.
“Di kepala ada bekas senjata peluru masuk dari arah belakang kuping tembus ke kening atas. Dari situ kita lihat bahwa peluru dari belakang ini kecil yang depan membesar, yang kita tahu secara awam peluru standar TNI. Cuman kita tidak bisa memastikan ini senjata laras panjang atau laras pendek, ini yang belum dipastikan,” ucapnya.
(isa/dnu)