Jakarta –
Projo NTB mendorong Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin partai politik (parpol) setelah lengser dari kursi presiden. Ketum Projo Budi Arie Setiadi menyarankan Jokowi bergabung ke partai yang nasionalis dan kerakyatan.
“Pokoknya parpol yang nasionalis dan kerakyatan sesuai Projo,” ujar Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/5/2024). Budi menjawab pertanyaan parpol mana yang disarankan untuk Jokowi.
Budi lalu ditanya apakah Golkar partai yang memenuhi kriteria tersebut. Budi menyebut bisa saja NasDem, bisa juga PAN.
“Ya apa saja juga bisa. NasDem juga bisa, PAN juga bisa,” tutur Budi. Budi menjawab pertanyaan apakah parpol nasionalis dan kerakyatan yang maksud adalah Golkar.
Meski begitu, Budi menyerahkan sepenuhnya keputusan tersebut ke Jokowi. Hal tersebut adalah hak politik Jokowi.
“Itu hak politik Pak Presiden. Semua terserah Pak Presiden,” sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, Projo mengklaim dorongan agar Jokowi dapat meneruskan kiprah dan eksistensinya di dunia politik sebagai pimpinan parpol merupakan hasil serapan aspirasi dari sejumlah eksponen masyarakat.
Lewat instrumen parpol, Projo NTB ingin Jokowi juga tetap terlibat dan mengawal program-program pemerintahannya yang dianggap belum selesai. Projo NTB pun menyampaikan dukungan apabila Jokowi akan memimpin partai politik ke depan.
“Popularitas dan penerimaan Pak Jokowi sangat bagus, survei Indikator April lalu menempatkan approval-rate di angka 77,2 persen, itu sangat tinggi apalagi ini di akhir masa jabatan beliau sebagai presiden. Maka kami merasa, Pak Jokowi perlu meneruskan kiprahnya dengan menjadi pimpinan parpol,” kata Ketua Projo NTB Imam Sofian dalam keterangan resminya pada Kamis (9/5/2024).
“Selain itu informasi yang kami peroleh dari Ketum Projo, Budi Arie Setiadi, bahwa Pak Jokowi sudah dipastikan bukan lagi bagian dari PDIP,” lanjutnya.
(isa/gbr)