MALANG — Ratusan Pramuka Berkebutuhan Khusus (PBK) dari utusan 6 Kwartir Daerah mengikuti Educamp Nasional 2024 di Posko Rescue Bela Negara Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.
Peserta dengan berbagai jenis disabilitas yang berasal dari Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Maluku Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Jawa Timur, berkumpul dan berpartisipasi dalam kegiatan yang berlangsung dari tanggal 22 hingga 24 Mei 2024.
Pramuka Inklusif menjadi tema kegiatan yang bertujuan mendorong pembentukan Satuan Komunitas Pramuka bagi penyandang disabilitas di tingkat nasional, serta mengembangkan pemahaman tentang hak asasi manusia bagi para penyandang disabilitas.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Komisi Nasional Disabilitas (KND) bekerja sama dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS).
Kak Ganif Djuwadi, Ketua Komunitas Relawan Emergensi Kesehatan Indonesia (KREKI) Malang Raya dalam keterangannya menjelasakan bahwa peserta mendapatkan berbagai materi, termasuk kesehatan reproduksi, deteksi dini kanker, dan perilaku hidup bersih dan sehat.
“Mereka menerima materi kesehatan reproduksi, deteksi dini kanker, perilaku hidup bersih dan sehat,” ujarnya.
Selain itu, para peserta juga diberikan pelatihan mengenai Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan penanganan situasi darurat sehari-hari, serta diperkenalkan dengan aktivitas rafting khusus disabilitas dan teknik-teknik kepramukaan seperti pionering, semaphore, dan penjelajahan.
Para pemateri yang dilibatkan dalam kegiatan ini berasal dari Poltekkes Kemenkes Malang, LINKSOS, Komisi Nasional Disabilitas (KND), KREKI Malang Raya, dan Rescue Bela Negara.
Kak Kertaningtyas, Ketua LINKSOS, menyatakan bahwa Educamp Nasional 2024 memiliki misi penting dalam pembentukan Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Disabilitas. Mengingat akses yang terbatas bagi penyandang disabilitas terhadap kegiatan kepramukaan disebabkan oleh kurangnya pembina dan pelatih yang memahami kebutuhan mereka.
“Educamp Nasional diharapkan menjadi langkah awal dalam membentuk Sako yang memungkinkan penyandang disabilitas untuk lebih optimal mengakses kegiatan kepramukaan,” terangnya.
Sako diharapkan dapat meningkatkan kapasitas guru dan penggerak komunitas dalam lembaga pendidikan untuk menjadi Pembina Pramuka yang berpengetahuan dan memahami hak asasi manusia disabilitas.
“Sako bertujuan mendorong pembentukan gugus depan inklusi yang dapat menampung penyandang disabilitas dalam komunitas, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah, termasuk bagi mereka yang tidak pernah mendapatkan pendidikan,” pungkasnya.
Diketahui bahwa Educamp Nasional 2024 merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman antara KND RI dan LINKSOS dalam bidang advokasi dan edukasi untuk pemenuhan hak penyandang disabilitas pada Maret 2023,
Selain itu, kegiatan ini juga merujuk pada penandatanganan kerja sama untuk memasukkan isu disabilitas dalam bidang kecintaan terhadap alam dan kepramukaan yang dilakukan pada September 2023 lalu.