Hasil Studi LD FEB UI menggarisbawahi peran krusial operator selular, khususnya Telkomsel pada pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
JAKARTA – Operator selular Indonesia memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi digital Tanah Air. Hal ini terlihat dari hasil studi komprehensif Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) bertajuk “Kontribusi Penetrasi Internet Telkomsel Terhadap Perekonomian Indonesia” yang dirilis pada Kamis, 16 Mei 2024.
Studi yang dilaksanakan selama periode kuarter 3 tahun 2023 hingga kuarter 1 tahun 2024 ini menggabungkan metodologi kuantitatif dan kualitatif untuk mengukur secara mendalam dampak positif internet Telkomsel terhadap lanskap ekonomi digital Indonesia.
Temuan utama studi ini menggarisbawahi peran krusial operator selular khususnya Telkomsel dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Riset dan studi terhadap dampak Telkomsel sebagai salah satu operator penyedia layanan telekomunikasi broadband di Indonesia tentu diharapkan dapat mewakili dalam upaya menguji dan memvalidasi peran penting dan strategis kehadiran operator telekomunikasi bagi pembangunan.
Penyediaan akses internet oleh Telkomsel terbukti menghasilkan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, mencapai 1,6% di tahun 2023. Lebih lanjut, penelitian ini mengungkapkan dampak positif infrastruktur telekomunikasi Telkomsel yang semakin mumpuni terhadap peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita di berbagai kabupaten/kota di Indonesia.
Analisis Mendalam Dampak Positif Telkomsel Terhadap Perekonomian Indonesia
Studi LD FEB UI menyingkap beberapa temuan penting terkait dampak positif internet Telkomsel, di antaranya:
- Peningkatan PDRB per Kapita: Peningkatan payload Telkomsel di suatu kabupaten/kota sebesar 100 TB mampu meningkatkan rata-rata PDRB per kapita di wilayah tersebut sebesar Rp1,7 miliar.
- Pertumbuhan Pengguna dan Dampaknya: Peningkatan jumlah pengguna Telkomsel di suatu kabupaten/kota disetiap 1.000 pengguna dapat meningkatkan rata-rata PDRB per kapita di wilayah tersebut hingga mencapai Rp8,6 miliar.