Lumajang –
Gunung Semeru kembali erupsi malam ini. Erupsi terjadi selama 130 detik berdasarkan hasil pemantauan petugas dari Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 27 Mei 2024, pukul 21.32 WIB, namun visual letusan tidak teramati,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Ghufron Alwi dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, dilansir Antara, Senin malam (27/5/2024).
Menurut Ghufron, erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 130 detik. Dalam sehari, total Gunung Semeru mengalami erupsi sebanyak 3 kali, yakni pukul 05.15 WIB, 12.32 WIB dan malam ini pukul 21.32 WIB.
Pada erupsi pukul 12.32 WIB, visual letusan tidak teramati. Meski begitu, erupsi gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 128 detik.
Begitu juga dengan erupsi pada pukul 05.15 WIB, visual letusan tetap tidak teramati karena tertutup kabut. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 120 detik.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, sejak 1 Januari hingga 27 Juni 2024 pukul 22.00 WIB tercatat jumlah letusan atau erupsi Gunung Semeru sebanyak 327 kali dan jumlah tersebut merupakan jumlah letusan terbanyak dibandingkan gunung berstatus siaga lainnya seperti Gunung Marapi tercatat 172 letusan dan Gunung Lewotobi Laki-laki sebanyak 121 letusan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi) Gunung Semeru.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian, warga juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
(taa/fas)